"Tidak pandang bulu. Mau tenar mau kagak, semua orang bisa digelandang ke kantor polisi gara-gara UU ITE," tulisnya. (Baca selengkapnya)
2. Berkubang Cantik, Kritik Estetik ala Emak-emak
Apa yang terpikir olehmu ketika ingin melakukan protes dengan adanya jalanan yang berkubang? Menanam pohon pisang? Menutupnya dengan tulisan tututan untuk segera diperbaiki?
Coba longok apa yang dilakukan Ummu Hani di Lampung: berpose bak model profesional di kubangan.
Kotor itu baik, begitu kesan yang didapat oleh Kompasianer David Abdullah.
"Sebuah jargon kuno yang agaknya dipahami dengan sangat brilian oleh Hani. Bisa jadi dari situ ia memanen inspirasi dalam melakukan ritual protes dengan cara yang amat estetik dan tidak kaleng-kaleng," tulisnya. (Baca selengkapnya)
3. Inilah Mengapa Media Sosial Mengacaukan Kita
Kompasianer Andi Firmansyah sungguh mengapresiasi niat mulia dari para pionir media sosial, mereka ingin semua orang bisa mengenal dan berempati terhadap pemahaman yang lebih besar.
Media sosial mendatangkan banyak manfaat bagi kita dalam berbagai aspek.
Akan tetapi kali ini Kompasianer Andi Firmansyah ingin mengajak kita sedikit melihat sisi lain dar media sosial yang tidak tampak dan hanya dilihat indah-indahnya saja.
"Karena postingan orang-orang di media sosial selalu diseleksi, maka media sosial tidak memberikan gambaran realitas hidup yang seimbang, tetapi cenderung ke hal-hal yang positif saja," tulisnya. (Baca selengkapnya)
4. Dear Fresh Graduate, Jangan Sepelekan "Cover Letter" dalam Melamar Kerja
Dalam melamar pekerjaan ada beberapa dokumen yang harus disertakan seperti, curriculum vitae, resume, cover letter, fotokopi ijazah terakhir, dan berbagai sertifikat pendukung lainnya.
Namun, dari beragam dokumen yang disertakan itu, Â Kompasianer Sigit Eka Pribadi melihat ada satu dokumen yang kerap kali disepelekan oleh pelamar: cover letter.