Sudah berapa "OTW" yang kamu ucap untuk membuat orang yang menunggumu tenang, padahal kamu masih mengambil handuk di jemuran dan berjalan ke kamar mandi?
Bagi yang sering mengucapkan itu, barangkali, bisa berkilah, "yang penting dijawab aja dulu." Tapi, tahukah kamu apa dampaknya kepada orang yang menunggumu dan perihal yang ingin dikerjakan bersama itu?
Apalagi jika terlalu sering bilang "OTW" dan teman yang menunggu sudah tahu itu pasti masih lama. Kemudian hari, bisa jadi, temanmu tidak percaya lagi padamu. Bisa jadi.
Andai yang sering menggunakan "OTW" itu paham: jadi orang yang ditunggu sebenarnya tidak enak.
Selain konten tadi, masih ada konten terpopuler dan menarik lainnya di Kompasiana, kemarin!
1. Balada "OTW", Hurufnya Tiga tapi Dosanya Banyak
Ilustrasi budaya OTW. | diolah dari Shutterstock via ieobusiness.com
Segala hal yang membuat mereka telat seakan bisa terbayar lunas lewat alasan OTW. Entah itu karena mereka bangun kesiangan, lagi malas gerak, masih mau rebahan, atau enggan berangkat. (Baca selengkapnya)
2. Tahun 2021, Masih Berantem di Kolom Komentar?
Ilustrasi tahun 2021. (sumber: unsplash.com/Anne Nygard)
Beragam permasalahan saat ini maupun tantangan di tahun 2021 juga tak lepas dari peran media sosial.
Dunia maya melalui media sosial menjadi salah satu faktor yang membuat dunia nyata seolah-olah makin ruwet. Ya begitulah manusia. (Baca selengkapnya)
3. Serunya Melacak dan Mengurus Ranmor Hilang, Libatkan Dukun, Polisi, dan Asuransi!
Ilustrasi pencurian mobil. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)
Pernah dipertemukan dengan seorang "penghubung" yang konon punya jaringan dengan dunia hitam dan mempunyai kedekatan dengan para bandol/penadah barang curian, terutama hasil kejahatan ranmor? (Baca selengkapnya)
4. Selamat Datang di Bajawa, Flores-NTT!
Puncak Wolobobo. (Dokumen Pribadi/Mariemon S. Setiawan, 2018)
"Selamat datang di Bajawa, teman. Di sini terkadang tungku api lebih ramai daripada ruang tamu!" tulis Kompasianer Mariemon S. Setiawan, menirukan ucapan kerabatnya dengan nada kelakar. (Baca selengkapnya)
5. Mengapa CPNS Formasi Guru (Harus) Diganti PPPK?
Peserta mengikuti ujian Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Surabaya, Selasa (22/9/2020). (AFP/JUNI KRISWANTO)
Mengapa ada untuk CPNS guru kini mesti menjadi PPPK? Sayangnya, khalayak umum belum begitu familiar dengan itu dan kurang memasyarakat daripada PNS. (Baca selengkapnya)