Pada tahun 1982 di Paris oleh empat orang warga negara Indonesia dan empat orang warga negara Prancis, Restaurant Indonesia dibuka.
Kompasianer Jeniffer Gracellia menjelaskan, mereka adalah empat dari ratusan warga negara Indonesia yang paspornya dicabut menyusul Peristiwa Gerakan 30 September 1965 dan tersebar di seluruh dunia.
Selain memperkenalkan budaya Indonesia lewat masakan, Restaurant Indonesia juga menyelanggarakan acara untuk mempromosikan budaya Indonesia secara rutin dengan menampilkan tarian tradisional ataupun pameran wayang asal Indonesia.
Selain menceritakan berdirinya restaurant tersebut, Kompasiana juga mempunyai artikel menarik lain. Seperti pro-kontra sponsor rumah judi di jersey sepak bola klub Eropa. Simak topik pembahasan lainnya:
"Restaurant Indonesia" dan Para Eksil 1965: Mempromosikan Budaya Sekaligus Bertahan Hidup
Selain memperkenalkan budaya Indonesia lewat masakan, Restaurant Indonesia juga menyelanggarakan acara untuk mempromosikan budaya Indonesia secara rutin dengan menampilkan tarian tradisional ataupun pameran wayang asal Indonesia.
Sukses merebut perhatian masyarakat Perancis, restoran ini juga menarik perhatian pemerintah Indonesia. Diplomat ataupun staff dari Kedutaan Besar Republik Indonesia dilarang mengunjungi restoran ini ketika restoran ini dibuka hingga... (Baca selengkapnya)
Natal, Gembala, dan Sikap Kita pada yang (Dianggap) Tidak Suci
Siapakah para gembala dalam kisah kelahiran Yesus? (Baca selengkapnya)
Paradoks "Football Betting", Antara Berkah dan Wabah
Hal itu menegaskan bahwa judi adalah unsur yang selalu ada dalam permainan dan disiarkan ke jutaan pasang mata di Inggris dan di seluruh jagat. Kehadiran rumah judi secara konsisten melahirkan ekosistem dan pengaruh yang kelewat beracun di luar lapangan, terutama bagi generasi penerus bangsa. (Baca selengkapnya)