Beberapa hari lalu, tarif satuan artikel menjadi perbincangan hangat di Twitter. Perdebatan tentang tarif penulisan, salah satunya, muncul dari postingan akun @hansdavidian pada 27 November 2020.
Ia menyinggung kompensasi menulis di Terminal Mojok sebesar Rp20.000 per artikel. Uangnya itu pun baru bisa dicairkan jika penulis sudah berhasil menayangkan 10 artikel.
Jadi, berapa sebenarnya tarif layak untuk penulis lepas? Simak opininya bersama 5 konten menarik lain untuk Kompasianer pagi ini, berikut daftarnya:
Tarif Per Artikel Dihargai Rp 20 Ribu, Layak atau Tidak buat Penulis?
Pertama, ada penulis yang merasa puas tulisannya telah dimuat di website besar karena dapat dibaca banyak orang. Dibayar berapapun, bahkan gratis sekalipun, bukan persoalan serius.
Kedua, (Baca selengkapnya)
Praha, Kota Pejalan Kaki di Jantung Eropa
Alasan praktisnya, karena lebih mudah dan tidak begitu melelahkan jika dari atas turun ke bawah dibandingkan sebaliknya. Alasan lainnya, tentu saja akan jauh lebih menyenangkan jika tour berujung di alun-alun. (Baca selengkapnya)
Jangan (Pernah) Menyesal Menjadi Penulis!
Apa pun pilihan pekerjaan kita selalu dengan risiko. Risiko berhasil atau gagal. Risiko terkenal atau tak dikenal. Demikian pula ketika kita memilih menjadi penulis. (Baca selengkapnya)
Melunasi Utang dengan Cara yang Tidak Masuk Akal