Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tips Jadi Narasumber Webinar hingga Godaan Pria Era New Normal

16 Juli 2020   07:21 Diperbarui: 16 Juli 2020   07:21 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Aplikasi Video Conference (theverge.com via kompas.com)

Pandemi yang kita alami sejauh ini memunculkan tren baru di dunia event. Tak diperbolehkannya mengadakan kegiatan offline membuat hampir semuanya beralih secara virtual, seperti contohnya webinar.

Pernahkah kamu mengikuti gelaran webinar belakangan ini?  Layaknya seminar tatap muka, webinar juga menghadirkan narasumber untuk membahas topik yang menjadi tema saat itu. Meski begitu, pasti akan ada perbedaan mendasar antara menjadi narasumber di seminar offline dengan online.

Kompasianer Sigit Eka Pribadi dalam artikelnya menuturkan 4 tips buat kamu yang kompeten dalam suatu bidang dan diundang menjadi narasumber untuk webinar, tapi bingung bagaimana harus perform saat acara berlangsung, salah satunya menghibur. Wuih..

Selain bahasan tersebut, berikut artikel-artikel terpopuler di Kompasiana kemarin (15/07).

4 Tips Dasar Sebelum Memutuskan Jadi Narasumber Webinar

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjadi narasumber di webinar (Shutterstock via Kompas.com)
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjadi narasumber di webinar (Shutterstock via Kompas.com)
Untuk memulai langkah terjun jadi narasumber itu memang tidaklah mudah. Selain memang harus menguasai topik yang akan dibahas, seorang narasumber juga harus mampu menjelaskan dengan baik dan bila perlu menghibur. (Baca selengkapnya)

Tanda-tanda Hilangnya Mandat Langit (II)

Fraksi PPP merupakan fraksi MPR keempat yang datang ke Jalan Cendana, Jakarta, Minggu (8/3/1998) siang, untuk mengadakan konsultasi pencalonan Presiden/Mandataris MPR periode 1998-2003 dengan HM Soeharto. Kedatangan Fraksi PPP diikuti Fraksi Utusan Daerah (F-UD). Gambar Ketua Fraksi PPP Jusuf Syakir didampingi pengurus lainnya diterima presiden.(JB Suratno via KOMPAS.com)
Fraksi PPP merupakan fraksi MPR keempat yang datang ke Jalan Cendana, Jakarta, Minggu (8/3/1998) siang, untuk mengadakan konsultasi pencalonan Presiden/Mandataris MPR periode 1998-2003 dengan HM Soeharto. Kedatangan Fraksi PPP diikuti Fraksi Utusan Daerah (F-UD). Gambar Ketua Fraksi PPP Jusuf Syakir didampingi pengurus lainnya diterima presiden.(JB Suratno via KOMPAS.com)
Melanjutkan artikel sebelumnya, wartawan senior Kompas Joseph Osdar menceritakan momen-momen saat kredibilitas Megawati dilemahkan, membuat Soeharto terpilih lagi pada Pemilu 1997. Namun Soeharto tak bisa mengadang krisis moneter hingga berimbas pada pemimpin-pemimpin setelahnya. (Baca selengkapnya)

Maaf Bu Guru, Hari Ini Anak Kami Absen Dulu

Ilustrasi anak belajar di rumah (klimkin dari Pixabay)
Ilustrasi anak belajar di rumah (klimkin dari Pixabay)
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang tengah diberlakukan saat ini jelas menimbulkan banyak tantangan. Misalnya saat orangtua sudah harus kembali bekerja ke kantor, bagaimana nasib sang anak? Terlebih soal gawai (laptop/handphone) yang jadi komponen utama PJJ, kan tidak semua punya sendiri. (Baca selengkapnya)

Godaan Pria Era New Normal: Harta, Tahta, dan Sepeda

Sepeda lipat yang harganya mahal (Shutterstock via Kompas.com)
Sepeda lipat yang harganya mahal (Shutterstock via Kompas.com)
Konon supremasi popularitas sepeda, khususnya sepeda lipat di era new normal mampu menggeser keberadaan wanita sebagai salah satu unsur penggoda kaum lelaki. Sebelumnya kita mengenal ungkapan "harta, tahta, wanita", sekarang berubah menjadi "harta, tahta, sepeda". (Baca selengkapnya)

Dari City sampai Bali United, Bagaimana Duit Anak Sultan, Rokok, dan Alkohol Mendanai Olahraga?

Pemilik City Football Group, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, melambaikan tangannya saat berada di Stadion Etihad. (digitalsport via Kompas.com)
Pemilik City Football Group, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, melambaikan tangannya saat berada di Stadion Etihad. (digitalsport via Kompas.com)
Selain Mansour dengan Manchester City, trik-trik mengelabui regulasi sponsor pernah muncul dari perusahaan tembakau yang memang pertama dilarang oleh beragam regulasi. "Kucing-kucingan" paling klasik adalah Marlboro dan F1. Di persepakbolaan Indonesia juga ada. (Baca selengkapnya) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun