Pernahkah kamu singgah di warkop untuk mencicipi mie rebus dan ternyata rasanya lebih enak dibanding bikin sendiri di rumah? Ya, hal ini seolah menjadi sebuah mitos tersendiri dan memunculkan pertanyaan "kok bisa?".
Menjawab rasa penasaran tersebut, Kompasianer Thomas Panji bertanya langsung kepada para penjaja salah satu warmindo di Kota Jogja dan dituangkan dalam artikel yang banyak menarik minat pembaca.
Selain artikel soal mitos mie rebus warkop, artikel lain yang tak kalah menarik adalah tentang keunikan sepetak tanah milik Kabupaten Brebes yang terletak di Kabupaten Tegal hingga 9 pekerjaan alternatif pasca-PHK di masa pandemi.
Berikut 5 artikel populer di Kompasiana:
ilustrasi mie instan yang tersusun di warung burjo. (Foto: Bintaro Design District 2019/Eko Prawoto via kompas.com)
Kang Edi dan Kang Ade sebagai "koki" membeberkan teknik yang mereka pakai saat membuat mie rebus di tempatnya. Namun menurut mereka tiap warmindo memiliki teknik berbeda, tergantung preferensi masyarakat di lingkungannya. (
Baca selengkapnya)
Ilustrasi frustasi di-PHK (Sumber: job-like.com)
Terlepas dari gengsi, ada banyak pekerjaan alternatif yang bisa membantu kita memenuhi kebutuhan atau setidaknya untuk dapat mencukupi makan kita sehari-hari. Apa saja ya? (
Baca selengkapnya)
ilustrasi tingginya angka kemiskinan. (sumber: KOMPAS/JITET)
Partai politik di Indonesia begitu banyak, tapi ada berapa banyak yang mampu membantu menyelesaikan PR bangsa ini? Di sinilah perlunya
sense of crisis partai politik atas kemiskinan rakyat. (
Baca selengkapnya)
Sepetak tanah milik Kabupaten Brebes di dalam wilayah Kabupaten Tegal (Sumber: ditegal.com)
Tanah yang kurang lebih hanya seluas 50 meter persegi ini terletak di sudut sebuah pertigaan jalan di Desa Ujungrusi, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Kenapa bisa milik Kabupaten Brebes? Ada beberapa versi yang beredar di masyarakat. (
Baca selengkapnya)
Sepak bola tarkam terhenti selama pandemi (Dok. Rustian Al-Ansori)
Selama pandemi, kompetisi sepak bola di beberapa desa terhenti. Bagi para pemain dan wasit, terhentinya kompetisi berarti terhenti pula penghasilan mereka dari sepak bola. Sebagai alternatif mereka kembali berkebun meskipun juga pendapatannya tak seberapa. (
Baca selengkapnya)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Lyfe Selengkapnya