Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dari Pasien Lupus dan Covid-19 Memburu Obat yang Sama hingga Memaknai Kemarahan Annisa Pohan

11 Mei 2020   05:32 Diperbarui: 11 Mei 2020   05:28 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obat Hydroxychloroquine. (Foto: John Locher/Associated Press)

1o Mei kemarin diperingati sebagai Hari Lupus Sedunia (World Lupus Day). Tapi tahukah Anda bahwa penderita lupus kini harus membayar sebutir obat lebih mahal karena pandemi Covid-19?

Seperti yang dilaporkan Kompasianer Gapey Sandy dalam artikelnya, Dulu saat normal, harga obat bagi penderita lupus, klorokuin, hanya Rp200 per butir. Tapi saat ini, langka dan harganya melambung jadi Rp5000 per butir.

Ada lagi turunan obatnya yaitu hidroksiklorokuin. Lebih aman dan tidak berefek samping terhadap retina mata. Waktu sebelum pandemi COVID-19, harga hidroksiklorokuin Rp11.000, setelah COVID-19 naik jadi Rp22.000", Ungkapnya.

Selain kabar kelangkaan obat lupus yang menjadi populer kemarin, terdapat juga artikel menarik lainnya. Termasuk mengenai kemarahan Annisa Pohan dan kesalahan Inter Milan "Membuang" pemain berbakat Nicolo Zaniolo yang kini berjaya di AS Roma.

Berikut kelima konten terpopuler yang tayang di Kompasiana kemarin:

1. Waduh, Pasien Lupus dan COVID-19 Memburu Obat yang Sama

Obat Plaquenil. (Foto: Gerard Julien/AFP via Getty Images)
Obat Plaquenil. (Foto: Gerard Julien/AFP via Getty Images)
Ada yang mengenaskan pada tahun ini. Kondisi kurang mengenakkan bagi Orang dengan Lupus (Odapus). Karena, obat yang biasa dikonsumsi kini menjadi bertambah mahal dan langka.

Kedua obat itu adalah Klorokuin dan Hidroksiklorokuin. Harga keduanya makin melambung dan stoknya dikhawatirkan semakin menipis karena ternyata digunakan juga untuk terapi pengobatan pasien COVID-19. (Baca Selengkapnya)

2. Mengunjungi Efesus, Kota Peradaban Yunani Kuno yang Melegenda

Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis
Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis
Sesampainya di Efesus, nuansa berbeda akan sangat terasa, kita seperti dibawa kembali ke masa kejayaan Romawi atau Yunani kuno. Reruntuhan gedung-gedung dengan pilar yang tinggi khas Romawi dan Yunani kuno banyak kita akan banyak kita jumpai di kawasan Efesus ini. (Baca Selengkapnya)

3. Gemilang Bersama AS Roma, Ini Bukti Inter Milan "Dosa" Buang Zaniolo

Nicolo Zaniolo, striker AS Roma. | Foto: Getty Images/Filippo Monteforte
Nicolo Zaniolo, striker AS Roma. | Foto: Getty Images/Filippo Monteforte
Seperti jatuh ke lubang yang sama, kembali Inter Milan telah melakukan kecerobohan dengan membuang salah satu pemain mudanya yang bisa diasah menjadi pemain kelas dunia, seandainya bisa bersabar untuk memolesnya.

Nicolo Zaniolo yang sekarang bermain bersama AS Roma, ia saat ini termasuk pada golongan contoh sukses pemain yang bersinar ketika meninggalkan Inter Milan. (Baca Selengkapnya)

4. Memaknai Kemarahan Annisa Pohan

Ketua Umum Partai Demokrat yang baru, Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) didampingi istri Annisa Pohan (kedua kiri) memotong tumpeng saat Kongres V Partai Demokrat di Jakarta, Minggu (15/3/2020). (Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Ketua Umum Partai Demokrat yang baru, Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) didampingi istri Annisa Pohan (kedua kiri) memotong tumpeng saat Kongres V Partai Demokrat di Jakarta, Minggu (15/3/2020). (Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
bisa sangat mengerti insting Annisa Pohan yang langsung melindungi anaknya. Ini anak-anak yang tidak sepantasnya dibawa ke dalam perdebatan, perseteruan, dan perbedaan paham orang dewasa. Ini anak-anak yang dibawa ke dunia maya oleh ayah (atau ibunya) hanya karena mereka ingin membuat catatan tumbuh kembangnya.

Politik tidak seharusnya mengambil bagian di situ. Apalagi menjadikan si anak bagian dari sindiran, atau apapun namanya, yang menargetkan sekelompok orang karena pilihan, opini, atau sikap mereka yang berbeda. (Baca Selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun