Jika kita bertanya, Apakah perang masih dibutuhkan pada zaman sekarang untuk menguasai sebuah negara?
Jawaban Kompasianer bisa saja bermacam-macam. Sebab pada saat ini teknologi berkembang pesat dan tidak satupun para pemimpin negara menghendaki peperangan, melainkan dengan cara negosiasi terlebih dahulu yang melibatkan negara-negara sekutu.
Namun, bisakah kita menerka skenario terburuk dengan melihat kemungkinan serangan militer asing ke Indonesia?
Kompasianer Kunia Tirto Yudhonegoro mengemukakan dalam artikelnya, Indonesia memiliki dua hal yang bisa dikatakan layak menjadi alasan untuk perang, yaitu akses dan bahan mentah.
Selain itu, faktor geografis Indonesia yang dikelilingi oleh negara sekutu Amerika Serikat yang bersengketa seperti Korea dan Taiwan, berpotensi menyeret Indonesia ke peperangan karena Singapura telah didesignasi sebagai Forward Operating Base untuk Armada ke 7 Amerika Serikat (US 7th Fleet).Â
Selain esai mengenai kemungkinan militer asing menyerbu Indonesia, terdapat juga artikel menarik lain yang populer di Kompasiana kemarin seperti gaya berbusana orang Korea Utara rupanya adalah bentuk propaganda dan situasi muslim Prancis menjalani Ramadan di tengah lockdown.
Berikut 5 artikel menarik:
1. Melihat Kemungkinan Serangan Militer Asing ke Indonesia

Sebuah pertanyaan yang mungkin terbetik di benak pembaca yang Budiman, Mungkinkah ada serangan militer Asing ke Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita bisa mencoba berkaca pada kejadian di masa lampau. (Baca Selengkapnya)
2. Mao Suit, Gaya Busana Kim Jong-Un yang Ternyata Alat Propaganda

Pada jamannya, Mao Suit tidak hanya populer di China, namun busana yang sangat erat kaitannya dengan komunisme ini, juga menjadi trend fashion di beberapa negara yang berhaluan kiri. Termasuk diantaranya adalah pemimpin komunis Russia, Josef Stalin dan juga Kim Il-Sung, yang merupakan kakek dari Kim Jong-Un. (Baca Selengkapnya)
3. Muslim Prancis Jalani Ramadan di Bawah Langit Lockdown

4. Inilah 5 Sebab Sebuah Saham Dihargai Begitu "Murah"

Untuk menilai mahal-murahnya sebuah saham, ada dua rasio yang bisa dipakai, yakni Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV). PER adalah rasio yang membandingkan antara harga saham dan laba per lembar saham (EPS), sementara PBV membandingkan harga saham dan nilai buku-nya. (Baca Selengkapnya)
5. Mengasah Kreativitas Bercanda di Media Sosial Seperti Sawityowit

Jika merujuk pada namanya, Sawityowit memiliki kepanjangan "Sahur With Your Twitter". Dari nama panjangnya itu, Sawityowit menjadi jelas bahwa tagar ini berkaitan erat dengan momen Ramadan.
Semakin menarik ketika diketahui bahwa Sawityowit ini diprakarsai oleh duo Vincent-Desta (Vindes) dan Arie Dagienkz. (Baca Selengkapnya)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI