Ketika sudah lebih dari satu minggu dilaksanakannya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, ternyata tidak hanya para ojek online (ojol), tetapi para pedagang keliling mengalami hal serupa.
Tidak hanya itu, para petani karet dan kopi juga secara tidak langsung mengalami dampak serupa. Harga karet dan kopi per-kilo "terjun bebas" di pasaran. Belum lagi para petani yang hanya mengerjakan lahan oranglain, hasil yang didapat tidak seberapa itu ia mesti bagi hasil.
Beragam cara kini tengah diusahakan oleh semua orang agar tetep bertahan. Pada kondisi seperti ini memang mesti ada yang dikalahkan, dalam hal ini penghasilan.
Akan tetapi selama kita tetap di rumah saja dan minim bergerak apalagi olahraga, bukan tidak mungkin berat badan kita akan bertambah.
Lantas, bagaimana mesti menyiasatinya?
Berikut ini 5 konten menarik dan terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:
1. Ojol Jadi "Anak Emas", Kita Jangan Lupa Memperhatikan yang Lain
Pada hari itu, Senin (13/04/2020) penjual sayur keliling, Pak Dhe, tampak senang betul saat menerima masket dan hand sanitizer yang diberikan Kompasianer Hendra Wardhana.
Tampak memang terlalu banyak yang dibawa karena mereka sudah berusia lanjut. Akan tetapi ketika masyarakat diharuskan menjaga jarak dan menahan diri untuk tak terlalu sering meninggalkan rumah, justru pedagang sayur mesti tetap keliling demi bisa mendapat penghasilan.
Tidak hanya Pak Dhe sayur, masih ada pedagang lain yang ditemui Kompasianer Hendra Wardhana seperti Bu Wiwin yang berjualana kue Terang Bulan atau Pan Bando yang mesti memilah dan memilih sampah untuk bisa ia jual kembali.
"Tingga di rumah selama pandemi memang baik bagi kesehatan. Namun, bagi orang-orang seperti Pak Dhe, Bu Wiwin, dan Pak Bando pandemi tampak tak memberi pilihan sama sekali," tulis Kompasianer Hendra Wardhana. (Baca selengkapnya)
2. Harga Karet dan Kopi Terjun Bebas, Luar Binasa!
Pada masa pandemi seperti ini, ternyata berdampak juga pada petani kopi dan karet. Harga keduanya "terjun bebas" di pasaran.