Setelah serentetan peristiwa kurang menyenangkan belakangan ini, Indonesia kembali dikejutkan dengan kabar wafatnya, Glenn Fredly, Rabu (8/4/2020). Glenn menghembuskan nafas terakhirnya di RS Setia Mitra Fatmawati sekitar pukul 18.00 WIB karena menderita penyakit meningitis.
Sebagian besar masyarakat turut merasa kehilangan sosok musisi karismatik yang juga dikenal sangat peduli terhadap lingkungan dan sosial, terkhusus perjuangannya untuk Indonesia Timur.
Beberapa Kompasianer yang mungkin tak mengenal secara personal, menyampaikan duka melalui artikel sembari mengenang kesan yang sudah ditorehkan oleh seorang Glenn dari berbagai sudut pandang.
Berikut kami himpun 5 artikel mengenai berpulangnya Glenn Fredly, dari lagu-lagunya yang legendaris hingga soal penyakit meningitis yang dideritanya.
Glenn Fredly dan Lagu-lagu yang Mengikat Kenangan
Glenn Fredly tampil dalam konser Harmonia Titik Balik yang digelar di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jakarta Pusat, Kamis (14/2/2019). (Foto: KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Jika ada yang bilang lagu itu bisa mengikat kenangan, mungkin itulah yang dilakukan lagu-lagu Glenn Fredly. Satu persatu kenangan masa lalu diikat dengan lagu-lagunya.
Setiap kali saya dengar, peristiwa itu muncul dengan rasa yang sama. Kadang sakit, sedih, tapi kadang juga berbunga-bunga serasa kembali jatuh cinta. (selengkapnya)
Satu-satunya Konser Glenn Fredly
Glenn Fredly tampil dalam Festival Mesin Waktu di Ji Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (17/8/2019). (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)
Ini adalah kesempatan pertama saya menonton konser Glenn Fredly. Dalam penilaian awal saya, Glenn memang benar-benar sosok womanizer. Ini bukan ungkapan negatif, melainkan sebentuk kekaguman.
Sejak detik pertama lampu sorot mengarah ke sosoknya, pria ini tampak selalu tersenyum. Gayanya sore itu cukup kasual dengan kaos polos dilapis jas warna ungu dan bersepatu sneakers. Tak lupa aksesoris topi bundar dengan setangkai mawar yang terselip di salah satu sisi topi. (selengkapnya)
Glenn Fredly, Musisi Pencair Kebekuan Politik di Indonesia
Momen kebersamaan Glenn Fredly dengan Basuki Tjahaja Purnama. (Foto: twitter.com/glennfredly)
Dari apa yang telah dilakukan mendiang semasa "berpolitik", agaknya tidak berlebihan jika hal itu dikatakan sebagai sebuah legacy yang penting. Glenn memberi teladan bahwa berbeda pilihan tidak selalu harus berseberangan dalam urusan lain, apalagi sampai bermusuhan dan menebar kebencian.
Sebagai pribadi dan juga sebagai profesional di bidangnya, Glenn menunjukkan bahwa dirinya mampu menjadi jembatan penghubung silaturahmi kubu-kubu politisi nasional. Peran tersebut kini berkurang satu kursi, menunggu untuk diisi. (selengkapnya)
Pesan Glenn Fredly untuk Sepak Bola Indonesia
Glenn bersama Angga Dwimas Sasongko berkolaborasi menciptakan film tema sepak bola berjudul
Dalam film Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014), Glenn tak cuma jadi produser, tapi ia juga yang menggarap musiknya. Lagu yang terdapat dalam film itu berjudul Tinggikan, yang liriknya berkisah tentang semangat kehidupan anak-anak Maluku.