Merebaknya virus corona di tanah air tidak hanya berdampak pada aktivitas perekonomian dan perjalanan saja. Virus yang dinamakan Covid-19 ini juga berdampak pada kegiatan keagamaan, khususnya untuk beribadah bersama.
Sebagaimana dilansir kompascom, per tanggal 20 Maret 2020 jumlah pasien terjangkit virus ini melonjak hingga ke angka 369 kasus. Sedangkan sejak minggu lalu, pemerintah telah memberlakukan aturan bekerja dari rumah (Work from Home), beribadah di rumah, dan social distancing untuk menekan persebaran virus Covid-19.
Baca: UPDATE: Bertambah 60, Total Ada 369 Kasus Covid-19 di Indonesia
Tentu saja, pemberlakuan ibadah dari rumah ini menimbulkan polemik di kalangan masyarakat. Seperti dalam Islam tentang kewajiban salat berjamaah bagi pria. Meskipun pemerintah sudah mengimbau bahwa dalam situasi tertentu, kewajiban salat berjamaah bisa gugur, termasuk untuk melaksanakan salat Jumat.
Selain kalangan Muslim yang terdampak, umat Kristiani yang kini dalam suasana menyambut Paskah juga turut mengkhawatirkan situasi ini. Sehingga ada kemungkinan perayaan Paskah tahun 2020 ini tidak dilaksanakan bersama di Gereja.
Kedua pembahasan tersebut merupakan konten yang populer di Kompasiana kemarin. Berikut kelima konten yang menarik dibaca:
1. Covid-19, Masjid, dan Mempersoalkan Salat Jumat
![Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020). Penyemprotan oleh petugas gabungan tersebut untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan Masjid Istiqlal.(ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN via KOMPAS.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/20/5e6b265d28aad-5e73c3c1097f365e9a2d2af3-5e74c0d3d541df4462190f33.jpg?t=o&v=770)
Namun tentu ada saja yang salah penerimaan, salah informasi, atau menafsirkan berbeda. Seolah-olah salat berjamaah di masjid dilarang. Seolah-olah perilaku ibadah dan kesalehan bukan bagian dari upaya membetengi diri dari aneka penyakit, termasuk penyebaran virus Corona. (Baca Selengkapnya)
2. Salam Perpisahan dari Pikiran Rakyat Minggu
![Pikiran Rakyat Minggu edisi terakhir| Dokumentasi Wahyuni](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/20/prm-5e6dec08097f360fa8628402-5e74c1fc65eaa163965cc716.jpg?t=o&v=770)
Pikiran Rakyat Minggu adalah bagian dari aktivitas klangenan saya dan fakta bahwa dia akan berhenti terbit, mau tidak mau membuat saya merasa kehilangan. (Baca Selengkapnya)
3. Tenang Saja Wahai Orangtua, Mendongeng Tak Serumit Menghindari Virus Corona
![Di perayaan hari dongen sedunia bisa jadi momentum orangtua untuk](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/20/woman-reading-book-to-toddler-pexels-lina-kivaka-5e74673e65eaa1424b09c7e2-5e74c56e097f3672d960c5f2.jpg?t=o&v=770)
Kondisi ini mendorong banyak orang menghubungkan kegiatan mendongeng dengan "libur" sekolah. Mendongeng dilakukan sebagai sebuah sarana pengisi waktu luang bagi anak-anak selama berada di rumah. (Baca Selengkapnya)