Bukan hanya ada di kota-kota besar di Luar Negeri, moda transportasi trem juga pernah ada di Indonesia, lebih tepatnya Surabaya, pada 1978.
Sistem transportasi publik Surabaya sebenarnya sudah dirancang ideal lebih dari seabad silam. Dulu, ketika penduduk kota masih kisaran 150.000 jiwa, Surabaya sudah diitari rel trem.
Selain mengenal sejarah trem di Surabaya, masih ada konten menarik lainnya yang menjadi Artikel Utama, kemarin:
1. Surabaya Pernah Dikelilingi 49,4 Km Rel Trem, Kini Tak Tersisa
Trem di bawah viaduct Pahlawan 1925 (sumber: Prentenkabinet)
Senjakala trem di Surabaya berakhir pada 1978. Sayangnya, sampai sekarang, kota tersebut belum berhasil menbuat lagi sistem transportasi massal yang effisien, murah, dan terintegrasi. (Baca selengkapnya)
2. Koalisi Tanpa Syarat ala PAN
ilustrasi pendukung PAN. (Sumber Foto: AFP/GETTY IMAGES)
Cerita tentang Partai Amanat Nasional ternyata tidak berhenti pada saat Kongres kelima yang sempat jadi sorotan. Ternyata, masih ada agenda setelah itu: koalisi tanpa syarat. (Baca selengkapnya)
3. Simalakama Naik Turun Biaya Haji, Untuk Siapa?
Jemaah haji dari berbagai negara sedang melaksanakan ibadah di Masjidil Haram | sumber foto: dokumentasi Rosidin Kadiri
Selama tiga tahun terakhir, pemerintah bersama DPR berhasil mempertahankan besaran biaya haji. Bahkan setiap tahunnya ada saja sejumlah perbaikan layanan. Namun, siapa yang diuntungkan dari tidak naiknya biaya perjalanan haji? (Baca selengkapnya)
4. Lajur Khusus Sepeda yang Sering Disalahgunakan
Jalur sepeda di sepanjang jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2019)| Sumber: Kompas.com/Walda Marison
Ketika tengah diupayakan pengguna sepeda bisa mendapat ruang di jalan raya, rupanya tidak sedikit lajur yang sudah diperuntukan untuk pesepeda lebih sering "direbut" oleh pengendara motor untuk menyalip. (Baca selengkapnya)
5. Mungkinkah Ketidaksiapan Mental Pemicu Kekerasan di Sekolah?
ilustrasi bullying di sekolah. (sumber: pixabay)
Kasus kekerasan di sekolah masih terus terjadi. Namun, terlepas dari apa sebab pemicunya dan siapa yang salah dalam kasus kekerasan, ada yang kerap luput dari perbincangan: mengapa peristiwa itu bisa terjadi? (Baca selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H