Pasar tradisioal bukanlah hal baru bagi Kompasianer Agus Wahyudi. Paling tidak, dulu, ia pernah mencoba menjajakan dagangannya di Pasar Tambahrejo (Pasar Kapas Krampung), Surabaya.
Pasar yang legendaris itu, dulunya ramai. Pengunjungnya bukan hanya warga Surabaya, tapi warga daerah lain di Jawa Timur. Semua keperluan tersedia di sana. Komplet, kenangnya.
"Lalu lintas di pasar itu padat. Berdesak-desakan. Karena menjanjikan, harga stan di Pasar Tambahrejo sangat mahal. Per-meternya bisa jauh lebih mahal dari harga tanah kavling. Begitu pun harga sewa stan juga sangat tinggi," lanjutnya.
Namun, entah mengapa, setelah direvitalisasi, Pasar Tambahrejo kini tinggal berada satu komplek dengan mal dan hotel. Sepi. (Baca selengkapnya)
5. Mengapa Kita Sering Dibuat Bimbang Saat Menjelang Pernikahan?
Bukan lagi hal baru, tapi banyak yang merasakan bagi yang sudah melakukannya: tiba-tiba merasa bingung ketika Hari-H pernikahan. Benar, kan?
Tentu ini ada penyebabnya, oleh karena itu Kompasianer Reni Soengkuni menjelaskan, karena waktu antara pertunangan dan pernikahan yang singkat.
"Dalam kurun waktu yang sebentar tersebut, ada banyak hal yang harus disiapkan. Entah itu masalah perlengkapan pernikahan ataupun biaya yang diperlukan," lanjutnya.
Belum lagi, ternyata, banyak dari apa yang kita tidak tahu saat masih pacaran, justru baru kita kenal pada masa-masa seperti itu. Yang berbahaya, ketika niat tersebut ragu untuk dilanjutkan. (Baca selengkapnya)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H