Dulu, dalam ingatnya, pendidikan santri sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya, di mana santri pondok pesantren dididik 24 jam dalam sehari dengan konsep asrama (boarding school).
"Sedangkan pendidikan di sekolah umum (SMP dan SMA) "hanya" berlangsung 8 jam sehari, selebihnya mereka akan dididik oleh orangtua di rumah," lanjut Kompasianer Tareq Albana.
Menjadi santri membuat karakter mereka semakin kuat karena dituntut untuk selalu mandiri dan menyelesaikan semua konflik dirinya secara mandiri. (Baca selengkapnya)
5. Berbohonglah hingga Berbusa, Bahasa Tubuh Tak Akan Bisa Menutupinya
Pada satu kesempatan, Kompasianer Ibnu Siena berada di antara sepasang kekasih di mana seorang lelaki tertangkap basah berbohong.
Dalam kesempatan seperti itu, Kompasianer Ibnu Siena melihat bahwa keduanya kurang menyadari ada komunikasi yang kurang baik dan pentingnya komunikasi dalam menjalin hubungan.
Sebab dalam hubungan komunikasi non-lisan itu sama pentingnya dengan komunikasi verbal.
"Kalau komunikasi nonlisan lebih punya peran penting bahkan lebih penting dari sekadar lisan?" (Baca selengkapnya)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H