Perhimpunan Filantropi Indonesia menyelenggarakan Filantropi Festival (FIFEST) untuk kali kedua pada Kamis (15/11) di JCC Senayan, Jakarta.
Pada pergelaran kali ini, FIFEST menampilkan inovasi dalam berbagai aktivitas filantropi di Indonesia dan Asia, serta strategi efektif dalam membangun kapasitas lembaga-lembaga filantropi di Indonesia untuk pencapaian TPB/ SDGs.
Kompasiana bersama Kompasianer Ronald Wan, Amad Made, Diaz Roseno, Khairunisa Maslichul, dan Sandra Suryadana berkesempatan menghadiri pergelaran ini.
Dari berbagai booth yang ada di sana, kami berkunjung ke PT Freeport Indonesia. Di booth ini ditampilkan upaya Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) Freeport dalam melahirkan program demi mendukung kemajuan masyarakat Papua.
Upaya yang dilakukan oleh LPMAK Freeport meliputi berbagai sektor. Dari sisi kesehatan, misalnya, LPMAK sudah membangun dua rumah sakit besar di sana dengan mengratiskan pelayannya. Selain itu ada klinik terapung yang berkeliling ke daerah-daerah pesisir yang jauh dari pusat kota.
Ada lagi dari sektor ekonomi kreatif yang digalakkan pada sentra kerajinan Noken. Kami melihat langsung bagaimana pembuatan tas khas Tanah Mutiara Hitam itu. Semua masih manual menggunakan tangan kosong walau kini telah tersedia alternatif cara pembuatan lainnya yang dapat memudahkan proses tersebut.
"Kalau tidak ada kegiatan lain di luar rumah kami bisa kerjakan tiga minggu. Kalau ada (kegiatan) bisa satu bulan atau lebih," kata salah satu Mama yang membuat Noken di booth Freeport.
![dokumentasi Kompasianer Ronald Wan](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/11/27/whatsapp-image-2018-11-17-at-12-35-19-5bf6340e43322f426b44af82-5bfd0ccfbde5750c240aa9d3.jpeg?t=o&v=770)
Kini, giliran Aprion Komangal yang siap mengikuti jejak Herman dan Amianus. Sejak kecil ia memang bercita-cita menerbangkan si burung besi.
Bermodalkan tekad kuat, ia memberanikan diri mendaftar beasiswa disertai serangkaian proses seleksi. Mulai dari  tes tulis, wawancara, tes kesehatan, hingga dinyatakan berhak menerima beasiswa. Selangkah lagi, mimpinya akan terwujud.
"(Saya) Pendidikan pilot di Cilacap. Akan selesai setahun lagi. Setelah itu sudah bisa menerbangkan pesawat kecil, logistik, semacam itulah," kata Aprion kepada Kompasiana.