Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui bahwa kabar dirinya dianiaya atau dikeroyok di Bandara Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, 21 September 2018 lalu, adalah bohong.
Ratna, mengatakan pada tanggal 21 September dirinya memang mendatangi rumah sakit khusus bedah di Bandung untuk menemui Sidik Mihardja, dokter ahli bedah plastik.
"Kedatangan saya ke situ, beliau akan menyedot lemak di pipi kira-kanan saya. Dokter Sidik adalah dokter ahli bedah plastik yang saya percaya, saya sudah 3-4 kali ke sana," katanya saat jumpa pers di rumahnya di Kampung Melayu Kecil, Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Usai menjalani operasi, atau keesokannya, Ratna mengaku kaget melihat wajahnya lembam. Ia pun menanyakan hal itu kepada dokter Sidik.
"Saya tanya dokter kenapa begini. Dia bilang, 'itu biasa'," tuturnya.
"Jadi apa yang saya katakan ini akan menyanggah adanya penganiayaan," sambungnya.
Adapun alasan dirinya menyebut telah dianiaya. Ia mengaku membutuhkan alasan untuk menjawab pertanyaan anak-anaknya mengapa wajahnya lebam.
"Seperti ada kebodohan yang tak pernah saya bayangkan yang saya bisa lakukan dalam hidup saya. Saya enggak tahu kenapa, dan saya tidak membayangkan terjebak kebodohan seperti ini, terus mengembangkan ide pemukulan," ujarnya.
Diungkapkan Ratna, selama satu minggu cerita itu hanya berputar-putar dalam keluarga. Tidak ada hubungannya dengan politik.
Karenanya, perempuan 70 tahun ini meminta maaf kepada seluruh pihak. Termasuk kepada Prabowo Subianto.
"Untuk itu melalui forum ini saya memohon maaf, terutama, kepada pada Pak Prabowo Subianto yang kemarin dengan tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat," sebutnya.