Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bijaklah sebagai Pengguna Klakson di Jalan Raya

30 Juli 2018   15:21 Diperbarui: 31 Juli 2018   16:30 1947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pasangan muda-mudi berboncengan motor/http://zoonakepo.blogspot.com

Mana lebih mengagetkan: dapat kabar kalau si dia akan menikah, atau diklakson kendaraan di jalan? Keduanya sama-sama polusi, (1) polusi terhadap pikiran dan (2) polusi suara.

Namun untuk yang pertama, rasa-rasanya, bisa kita kendalikan meski ada sakit yang tidak terbantahkan. Sedangkan yang kedua, barangkali, paling menjengkelkan: Karena suara klakson tidak hanya bising, melainkan memekakan telinga.

Mungkin terdengar remeh. Tapi, polusi suara juga erat kaitannya dengan kesehatan manusia--atau makhluk hidup secara umum. Dampak paling nyata dari polusi suara adalah banyaknya orang yang mengalami tekanan darah tinggi dan gangguan pada sistem pendengaran.

Bayangkan saja jika polusi suara ini terjadi dalam intensitas tinggi, seperti melebihi jumlah normal, berada pada waktu yang tidak tepat, dan tempat yang tidak tepat juga. Sebab banyaknya kendaraan bermotor yang setiap hari melintas itu akan berbanding lurus dengan tingkat polusi suara yang diterima.

Mengutip dari laporan yang dibuat Eva Lauw, polusi suara yang dirasakan paling menganggu ialah yang berasal dari transportasi. Suara kendaraan biasanya antara 60 hingga 75 dB.

"Sedangkan suara mulai tidak nyaman didengar berada pada tingkat 65 dB dan mulai mengganggu ketika mencapai 85 dB. Pada tingkat 95 dB sudah sangat mengganggu dan dapat merusak pendengaran," tulisnya.

Klakson memang pada umumnya digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama pengguna kendaraan di jalan. Jika mulut pada akhirnya ikut juga digunakan untuk mengumpat karena ulah pengendara lain itu beda soal.

Menariknya, Giri Lumakto sampai mengamati dan memaknai dari cara pengendara menggunakan klakson. Ada 4 (empat) ciri menurutnya:

1. Klakson sekali dan perlahan

Menekan klakson harus cepat dengan sedikit tenaga. Sehingga suara yang timbul akan tidak nyaring.

Dalam suara dan gaya klakson seperti ini, ada makna menyapa. Biasanya dilakukan jika pengendara mengenal pengendara atau pengguna jalan. Bisa saja yang berpapasan adalah teman, saudara, kenalan, atau bahkan atasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun