Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pancasila sebagai Pedoman Bangsa Indonesia untuk Bersatu dalam Keberagaman

4 Juni 2018   16:40 Diperbarui: 5 Juni 2018   11:05 4014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nationalgeogprahic.co.id

Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, Pancasila dapat menyatukan Indonesia dari beragam suku, bahasa, agama, dan budaya.

Sebagai contoh, ada satu tokoh bangsa yang menghayati Pancasila secara konkret. Ia adalah (Alm) Johanna Maria Pattinaja Seda, yang sering dipanggi Ibu Jo atau Ibu Frans Seda atau Ibu Seda. Sebagai isteri (Alm) Fransiscus Xaverius Seda (mantan Anggota DPR-GR/MPRS, Menteri Perkebunan, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan dan Pariwisata), ia sangat aktif mengumpulkan wastra Indonesia sembari mendampingi tugas suaminya.

Wastra adalah sehelai kain yang pembuatannya masih dilakukan dengan cara tradisional. Penggunaannya pun masih berkaitan dengan berbagai bentuk adat atau tradisi, khususnya tradisi yang berhubungan dengan siklus daur hidup dari seseorang lahir hingga meninggal dunia.

Ada ribuan lembar wastra yang menjadi koleksi Ibu Jo yang mulai dikumpulkan sejak 1961. Menurut reportase Kompasianer Agung Setiawan, Nessa Seda yang merupakan anak Ibu Jo, dulu bahkan tidak mengerti mengapa Ibunya menghabiskan waktu dan tenaga untuk mengoleksi wastra.

Namun setelah berjalan berpuluh tahun, Nessa pun mulai mengerti kalau apa yang dilakukan oleh ibunya sangat bernilai.

Koleksi Ibu Jo kini menjadi cerminan nyata kekayaan budaya Indonesia yang membuat banyak bangsa lain iri hati. Sebab ada banyak Negara di belahan dunia lain, tapi hanya memiliki 1 atau 2 budaya. Sedangkan Indonesia memiliki banyak sekali budaya warisan leluhur tetapi tergabung menjadi satu negara, satu bangsa, satu bahasa, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kini, Ibu Jo sudah tiada. Namun warisannya masih menyertai masyarakat Indonesia. Tidak hanya warisan fisik yang ia tinggalkan kepada kita semua berupa ribuan lembar wastra Indonesia, tetapi juga mewarisi semangat bagi kita semua untuk menjaga kesatuan NKRI yang berlandaskan pada Pancasila dengan mencintai budaya Indonesia.

(Lbt)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun