Ini situasi yang sebenarnya paling menyesakkan. Oleh karenanya Ellen Maringka menceritakan reaksi emosional yang lebih mendahului tinimbang logika.
Namun itu tidak bisa disalahkan. Merasa ditipu dan tidak dihargai ketika sebagai istri adalah gejolak emosi dengan segala tindak-perilaku selanjutnya. Bahkan ada yang membalasnya dengan selingkuh juga, kata Ellen Maringka.
Cinta dan rumah tangga, menurutnya, bukanlah semata didasari pada satu kesalahan dan melupakan segala kebaikan dan kelebihan yang dimiliki oleh pasangan kita.
"Bukan tindakan selingkuh itu yang menyebabakan perceraian, tapi perceraian terjadi ketika salah satu pihak tidak lagi bisa memaafkan dan menolerir kesalahan atau penghianatan yang dilakukan oleh pasangannya," tulisnya kemudian.
Tanyalah pada diri sendiri sebelum bertanya kepada suami. Sebab memaafkan atau tidak memaafkan sekarang berada di tangan anda sebagai pihak yang tersakiti.
3.Selingkuh bukan perkara ia cantik atau tampan?
Ada 6, paling tidak, yang  membuat perselingkuhan bukan melulu tentang fisik/penampilan.
Sebuah studi memberikan hasil yang cukup memberikan penjelasan. Sebanyak 92 % laki-laki menyatakan selingkuh bukan soal seks, namun karena hilangnya hubungan emosional dengan pasangan, lebih khusus lagi karena merasa tidak dihargai.
Keenam hal tersebut terbagi dalam (1) merasa lemah di rumah, (2) adanya hirarki dalam pengambilan keputusan di rumah. Karenanya sering merasa ada yang menang dan kalah. (3) Merasa tidak dipedulikan, (4) gagal menyenangkan pasangan. Ini lebih kepada kepuasan yang didapat dari luar rumah.
(5) Hubungan persahabatan yang semakin kuat dengan teman. Dan, terakhir karena (6) rapuhnya kepribadian seseorang dalam hubunngan.
4.Mengapa pria baik-baik bisa selingkuh juga?