Jakarta -- PT Astra Internasional Tbk memberikan suntikan dana segar sebesar USD 150 juta atau sekitar Rp 2 triliun pada Go-Jek. Pasalnya Go-Jek dinilai memiliki kesamaan visi dengan Astra dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah.Â
Melalui keterangan resminya, Presiden Direktur Astra Internasional, Prijono Sugiarto mengatakan bahwa Go-Jek merupakan pemain utama dalam ekonomi digital Indonesia, ditambah lagi Go-Jek merupakan perusahaan lokal dengan manajemen yang sangat solid.Â
"Kami antusias dapat menjadi bagian dari perjalanan Go-Jek yang luar biasa. Kami berharap kolaborasi dengan Go-Jek akan member nilai tambah bagi bisnis Astra serta mengakselerasi inisiatif Astra di bidang digital," ujar Prijono.Â
"Kami bangga dapat mendukung national champion seperti GO-JEK, yang memiliki misi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan komitmen Astra untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia. Teknologi memiliki peran yang penting untuk mencapai tujuan ini, dan kami yakin akan daya transformasi perusahaan yang fokus pada digital seperti GO-JEK," lanjutnya.
Dengan menggabungkan keahlian Astra di bidang otomotif dan jangkauan GO-JEK yang luas kepada konsumen, kedua perusahaan akan mengeksplorasi berbagai peluang kerjasama untuk meningkatkan produktivitas, mendorong masyarakat masuk ke sektor ekonomi formal, serta mendukung inovasi produk dan jasa untuk menciptakan pasar baru.
Hal senada diutarakan CEO sekaligus founder Go-Jek, Nadiem Makarim. Ia beranggapan bahwa kedua perusahaan memiliki kesamaan yang bisa mengakselerasi perkembangan ekonomi serta hajat hidup penduduk Indonesia.
"Kepercayaan yang ditunjukkan oleh salah satu perusahaan paling terkemuka dan merupakan icon Indonesia ini, adalah sebuah bentuk pengakuan tersendiri atas keberhasilan strategi kami. Baik Astra maupun GO-JEK didirikan dengan misi untuk memajukan Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat," ujar Nadiem.
Astra Internasional bukanlah pemain tunggal yang memberikan kucuran dana pada Go-Jek. Sebelumnya konsorsium yang terdiri dari Google, Temasek Holdings, dan Meituan-Dianping juga memberikan pendanaan segar dengan jumlah yang tidak sedikit yakni sekitar USD 1,2 miliar atau setara Rp 16 triliun.
Pada tahun lalu pun, Go-Jek sudah mendapat suntikan dana investasi Rp1,32 triliun pada 17 Agustus lalu dari Platform e-commerce asal China, JD.com. Rival terbesar Alibaba ini sebelumnya dikabarkan telah menggelontorkan dana melalui induk perusahaannya, Tencent Holdings Ltd, sebesar US$150 juta atau hampir Rp2 triliun ke Gojek pada Juli 2017.
Sejak awal berdiri, jumlah pengemudi GO-JEK yang terdaftar saat ini mencapai lebih dari 1 juta pengemudi, dengan lebih dari 125.000 mitra usaha, dan 30.000 penyedia jasa. Selain itu platform ride-sharing ini menyediakan berbagai jenis jasa seperti transportasi, pengantaran makanan, kurir barang, jasa kebersihan, hingga keperluan pembayaran. Go-Jek memfasilitasi lebih dari 100 juta transaksi setiap bulannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H