Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kata "Perundungan" yang Harus Dikritisi

20 Juli 2017   18:59 Diperbarui: 20 Juli 2017   23:36 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perundungan - ilustrasi: twitter.com/lukiauliamohtar

Kata bully semakin sering muncul di lini masa berkat beredarnya banyak video tentang aksi tersebut. Banyak media arus utama yang mempublikasikan peristiwa tersebut dan mengganti kata bully menjadi perundungan. Tepatkah padanan tersebut digunakan?

Selain padanan baru, artikel pilihan Kompasiana kali ini akan membahas tiga pendaki yang akan melakukan pendakian sekaligus menetap di Gunung Merbabu selama 100 hari guna memperbaiki ekosistem di sana.

Tiga artikel lainnya yang masuk dalam lima artikel pilihan, membahas tentang kesalahan Luis Milla dalam laga Timnas U-22, esensi pendidikan yang disalah artikan, dan eratnya persaudaraan pengendara Vespa. Berikut lima artikel pilihan Kompasiana hari ini.

1. "Perundungan" sebagai Padanan Kata "Bully", Tepatkah?

Perundungan - ilustrasi: twitter.com/lukiauliamohtar
Perundungan - ilustrasi: twitter.com/lukiauliamohtar
Aksi Bully akhir-akhir ini sering terjadi. Namun Kompasianer Giri Lukmanto dalam artikel barunya tidak mempersoalkan tentang dampak kasustersebut, tapi kata padanan yang menggantikan kata bully yaitu perundungan. Apakah kata perundungan sesuai dengan makna kata bully?

Perundungan diambil dari kata rundung yang berarti susah atau sulit. Imbuhan pe dan an membuatnya menjadi nomina komplit. Sehingga perundungan berarti penimpaan, penyusahan, dan pengusikan.

Setelah melihat makna kata perundungan, pertanyaan lainnya adalah apakah kata tersebut cukup keren untuk menggantikan kata bully? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Selengkapnya.

2. Tiga Pendaki Akan Hidup 100 Hari di Gunung Merbabu

Dokumentasi Bambang Setyawan
Dokumentasi Bambang Setyawan
Raka Metta Wanto pendaki asal Kota Salatiga, Dani Adi Kusuma dari Kabupaten Semarang, dan Bayu Ramadhon asal Kabupaten Gunung Kidul mulai Kamis (20/07) akan melakukan pendakian dan menetap selama 100 hari di Gunung Merbabu. Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan aksi pelestarian alam.

Uniknya aksi yang dilakukan oleh ketiga pendaki ini tidak melibatkan suponsor. Untuk itu mereka mengharapkan uluran tangan para pendaki lain untuk mendukung aksi mulia tersebut. Ketiganya mengaku siap untuk melakukan pendakian dan merestorasi wilayah Kentheng Songo, padahal akhir-akhir ini cuaca di Gunung Merbabu sering diguyur hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun