Sukamara menjadi sorotan setelah sejumlah warganet mengeluhkan layanan pengiriman, terutama metode COD (Cash on Delivery), yang dianggap kurang memadai. Di grup Facebook "Sukamara Online," beberapa pengguna secara terbuka menyatakan kekecewaan mereka terhadap layanan J&T di wilayah ini, bahkan mulai menyerukan boikot.
Pelayanan J&T di KabupatenKeresahan ini makin memanas setelah unggahan Rizal Mahardika menjadi viral. Dalam postingan tersebut, Rizal meluapkan rasa kecewa terhadap layanan COD J&T, menuding paketnya tak kunjung diantar meskipun sudah berkali-kali ia konfirmasi. Ia bahkan mengancam akan mengambil langkah hukum dengan mengacu pada Undang-Undang Perlindungan Konsumen jika perbaikan tidak dilakukan segera. "Kampang J&T ni mau sampai bila jua manajemennya berubah faham kada orang-orangnya klo barang COD kaya apa ini d wa terus munyak barang kada jua d antar antar kna tau-tau diretur apa kada merugikan sekali ini ku tunggu kalo kada memuaskan lagi ku laporkan ada ma undang-undang konsumen munyak udah," tulis Rizal di Facebook.
Pada 27 Oktober 2024, situasi makin panas ketika Aldi Marang, pengguna lain di grup tersebut, menyampaikan keluhannya. Dalam komentarnya, Aldi menyebut bahwa alih-alih ada perbaikan, pelayanan J&T justru semakin mengecewakan. "Asli Memang GK ada perubahan J&T ni setelah viral malah makin menjadi-jadi gak mau diantar malah saling lempar chat sana sini," tulisnya. Unggahan Aldi ini juga mendapatkan banyak komentar, termasuk seruan untuk melaporkan J&T ke otoritas terkait dan memboikot layanan mereka.
Sampai saat ini, J&T Sukamara belum memberikan tanggapan resmi atau permintaan maaf. Klarifikasi yang diunggah melalui akun Instagram @sukamara_kite dianggap tidak cukup oleh masyarakat. Hal ini hanya semakin memperburuk citra perusahaan, yang menyebabkan banyak warga Sukamara beralih ke layanan pengiriman lain seperti SPX.
Desakan untuk memboikot J&T terus bergulir, didorong oleh ketidakpuasan yang makin meningkat dan kurangnya upaya perbaikan dari pihak perusahaan. Banyak warga kini menuntut perubahan manajemen atau bahkan penghentian layanan J&T di wilayah Sukamara jika tidak segera ada solusi nyata dari pihak terkait.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H