Mohon tunggu...
LuhPutu Udayati
LuhPutu Udayati Mohon Tunggu... Guru - ora et labora

Semua ada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rupa Sunia

26 September 2019   22:00 Diperbarui: 26 September 2019   22:17 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengeja kisah di teduh tatapmu
alirkan guratan rindu yang tergesa kau padamkan
padahal, seribu waktu telah menjajal setiap perjalanan kita
belum cukupkah bagimu?

Izinkan hatiku serta
betapapun jalan terlalu sempit dan berliku
mungkin akan kita temukan sepenggalah hari
yang takzim menunggu kita
entah di ujung tahun mana,
serupa hari-hari kemarin
kemarinnya kemarin
kemarinnya kemarin lagi...

lalu kita punguti
lalu kita cecapi
lewati malam-malam setua ini
hingga batas kesadaran
menggugat nuraniku :

kau telah sirna dalam rupa sunia

September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun