[caption id="attachment_384069" align="aligncenter" width="600" caption="Rini Soemarno (Foto:Kompas.com)"][/caption]
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno berencana menjual Gedung Kementerian BUMN dengan alasan penghematan. Dengan begitu, kementerian bisa menekan biaya operasional karena menurutnya gedung 21 lantai tersebut mubazir kalau hanya untuk 250 pegawai. Sebagai gantinya, Rini mengatakan akan menyewa gedung yang relatif kecil untuk berkantor.
Rencana Rini ini kemudian menuai pro dan kontra.Dua orang Wakil Ketua DPR yakni Fadli Zon dan Fahri Hamzah berkomentar soal ini.
Menurut Fadli Zon yang tidak menyetujui rencana ini, langkah Rini ini berbahaya dan ia pun berpendapat Rini memiliki cara berpikir yang aneh. Fadli mengatakan untuk efisiensi, semestinya BUMN lain berkantor di gedung itu. Gedung lain bisa disewakan. Fadli menegaskan tidak setuju menjual gedung apalagi ke pihak non-pemerintah.
Sedangkan Fahri Hamzah mengaku heran dengan rencana Rini ini dan tidak memahami maksud dari rencana tersebut. Baginya Rini salah kaprah dalam memahami konsep efisiensi dengan menjual Gedung BUMN. Rini tidak perlu menjual Gedung BUMN, tetapi memberikan gedung tersebut untuk mengganti pembangunan gedung lain yang dana pembuatannya masuk dalam anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Kata Fahri, seharusnya cara Rini menghemat anggaran yaitu coret satu pembangunan gedung di dalam APBN, lalu pindah ke Gedung BUMN tersebut.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan aset-aset pemerintah seperti gedung perkantoran bisa menjadi rupiah. Kalau aset pemerintah dijual, dari gedung bisa jadi uang. Tapi menurutnya hal ini masih wacana.
Tepatkah langkah Rini Soemarno menjual gedung BUMN? (WAF)
Utarakan pendapat atau ulasan Anda dengan tag: menjualgedungbumn dalam TOPIK PILIHAN: MENJUAL GEDUNG BUMN. Selain itu, sampaikan persetujuan atau penolakanmu atas rencana jual gedung BUMN dalam PRO-KONTRA MENTERI RINI JUAL GEDUNG BUMN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H