[caption caption="Hari Perempuan Internasional| Ilustrasi: www.sfu.ca"][/caption]Perkembangan industri dan ekspansi ekonomi yang terjadi pada awal abad ke-20 tidak hanya membawa pengaruh yang sangat besar pada tatanan kehidupan masyarakat pada saat itu, tetapi juga menimbulkan banyaknya gelombang protes terutama yang kerap disuarakan oleh para pekerja industri. Salah satu gelombang protes yang cukup besar digalang oleh para perempuan buruh pabrik garmen yang terjadi pada 8 Maret 1857 di Kota New York, Amerika Serikat.
Kondisi kerja yang buruk, upah yang rendah, serta adanya diskriminasi yang dirasakan oleh para perempuan pekerja kala itu menjadi alasan di balik unjuk rasa tersebut. Meski akhirnya aksi tersebut dibubarkan oleh aparat keamanan, upaya untuk memperjuangan kesetaraan tetap dilakukan oleh para perempuan buruh dengan membentuk serikat pekerja dua tahun setelahnya.
Peristiwa yang terjadi pada 8 Maret 1857 tersebut yang akhirnya melatarbelakangi penetapan Hari Perempuan Internasional oleh PBB pada tahun 1974. Penetapan Hari Perempuan Internasional ditujukan untuk memperingati keberhasilan perempuan dalam berbagai bidang yang mencakup politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Di Indonesia, peringatan Hari Perempuan Internasional akan diisi oleh aksi damai yang melibatkan 400 orang yang terdiri dari para anggota sejumlah organisasi dan gerakan perempuan. Aksi damai kali ini akan mengangkat isu utama tentang ketimpangan perlakukan yang dilakukan oleh negara terhadap kaum perempuan.
Demokrasi dan emansipasi memang membuka keran bagi perempuan untuk mengembangkan diri di berbagai bidang. Namun sayangnya, diskriminasi dan ketimpangan perlakuan pada perempuan masih saja kerap terjadi. Lantas, sudahkan negara dan masyarakat melindungi perempuan dari segala bentuk diskriminasi dan ketimpangan tersebut? Kompasianer, suarakan reportase, opini, dan harapan Anda sebagai atau terhadap perempuan Indonesia dalam topik pilihan Hari Perempuan Internasional. Tambahkan label "Hari Perempuan Internasional" (tanpa spasi) dalam artikel terkait topik pilihan ini. (NDY)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H