Tahun 2016 ini pemerintah berencana membuka lowongan pegawai negeri sipil (PNS) dalam jumlah yang terbatas. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi kabarnya akan memberlakukan persyaratan dan pertimbangan tertentu bagi peserta CPNS.
Salah satunya adalah pertimbangan yang mengutamakan calon PNS dari perguruan tinggi ternama. Menurut Yuddy, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas PNS.
Selain itu, ada juga wacana tentang lulusan yang memperoleh predikat Cum Laude akan diterima tanpa melewati seleksi atau tes. Tentu saja wacana yang menjadi viral di media sosial ini kemudian menimbulkan polemik. Muncul dua pandangan berbeda tentang hal ini.
Begitu juga di Kompasiana. Jajak pendapat dilakukan dengan melontarkan statement "Calon PNS Harus Lulusan Kampus Ternama," dan hasilnya sebanyak 2 Kompasianer menyatakan pro dan 9 Kompasianer menyatakan kontra.
Salah satu yang menyatakan pro adalah Dede Zahra None. Menurutnya, pekerjaan sebagai pegawai negeri adalah satu pengabdian bagi negara. Tentu saja sebagai aparat, PNS harus mau mengabdikan dirinya pada masyarakat dengan segenap jiwa dan pemikiran. Oleh karena itu calon PNS haruslah memiliki kualitas pendidikan yang baik.
"PNS adalah abdi negara. Mereka bertugas melayani rakyat Indonesia sebagai bentuk pengabdian terhadap negara. Lulusan PTN jelas lulus penyaringan secara kompetensi dan kejiwaan telah terseleksi," tulis Dede.
"Saat proses kelulusan pun tanpa ada money politik. Jadi kualitas dan itegritas harus ditegakkan sebagai pengemban amanah rakyat," lanjutnya.
Sebenarnya wacana ini bukan tanpa alasan. Dalam sebuah wawancara, Yuddy Chrisnandi mengatakan selain dari pelamar umum, pemerintah juga berencana membuka lowongan PNS dari sekolah kedinasan.
Nantinya, jumlah PNS yang akan dibuka mencapat 11 ribu lowongan. Selain itu pemerintah juga membuka lowongan PNS untuk dokter dan dokter gigi sebanyak 2.200 PNS.
Senada dengan Dede, Kompasianer lain yang mendukung wacana ini adalah Syahrul Aminullah. Menurutnya, lulusan perguruan tinggi terbaik dapat mengabdikan diri dan mengembangkan potensinya. Selain itu juga dapat menjadi agen perubahan dalam internal PNS itu sendiri.
"Lulusan perguruan tinggi terbaik di Indonesia dari 4911 PTN, PTS dan Kedinasan/Lembaga dapat mengabdikan diri menjadi PNS agar bisa menjadi agent of change," ungkap Syahrul.