Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pendapat Kompasianer Tentang Bungkus Rokok Bergambar

11 September 2014   04:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:02 3094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kompasiana / Health.kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi Kompasiana / Health.kompas.com"][/caption] "Merokok membunuhmu". Seperti itulah sekarang peringatan yang terpampang di setiap iklan rokok,  dan kalimat seperti itu memang di wajibkan bagi pada produsen rokok untuk menekan laju perokok yang ada di Indonesia. Belum lama ini tepatnya pada tanggal 24 Juni 2014 pemerintah menetapkan peraturan untuk memasang Picture Health Warning (PHW) di setiap bungkus rokok yang di edarkan di Indonesia . PWH atau yang di sebut sebagai gambar peringatan kesehatan seharusnya sudah cukup menjadi contoh yang menyeramkan akibat merokok. Tapi apa kenyataan yang ada pada masyarakat? Beberapa kompasianer memiliki catatan mengenai bungkus rokok bergambar ini, seperti apa pendapat kompasianer? Berikut 5 artikel yang berkenaan dengan bungkus rokok bergambar. Merokok: Membunuh Sebelum Dibunuh [caption id="" align="aligncenter" width="630" caption="Ilustrasi: tribunnews.com"]

Ilustrasi: tribunnews.com
Ilustrasi: tribunnews.com
[/caption] Armin Mustamin Toputiri berpendapat bahwa tidakan pemerintah untuk mengurangi jumlah perokok terkesan setengah hati. Daripada hanya mencantumkan gambar seram di setiap bungus rokok, menurutnya mengapa pemerintah tidak langsung menutup pabrik rokok? Namun, mengingat pendapatan negara yang berasal dari cukai rokok yang begitu besar tiap tahunnya memakan buah simalakama. Membiarkan para perokok sebebasnya merokok sama saja melakukan pembiaran hadirnya racun, sementara mengambil sikap ekstrim melarang pabrik rokok memproduksi atau sekalian menutup pabrik rokok sama saja menutup keran pintu masuknya pendapatan negara dari cukai rokok.

Gambar Seramnya Dirobek, Rokoknya Tetap Dihisap

[caption id="" align="aligncenter" width="632" caption="Dilarang Merokok (kompas.com)"]

Dilarang Merokok (kompas.com)
Dilarang Merokok (kompas.com)
[/caption] Menurut Topik Irawan, beberapa foto yang tercantum pada bungkus rokok memang membuat efek kejut tersendiri bagi perokok. Sayangnya, efek kejut tersebut hanya sementara, tidak bisa mengalahkan candu dari rokok. Bahkan seorang kawannya yang merupakan pecandu berat rokok bisa menghabiskan 2 bungkus rokok dalam sehari dengan merobek terlebih dahulu gambar seram yang tertera pada bungkusnya. Gambar Seram pada Kemasan Rokok [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Pindahkan rokok ke kotak lain / (Didiet)"]
Pindahkan rokok ke kotak lain / (Didiet)
Pindahkan rokok ke kotak lain / (Didiet)
[/caption] Didiet sependapat dengan Topik bahwa gambar tersebut tidak memengaruhi perokok untuk membelinya. Malahan salah seorang perokok yang ia temui mengatakan bahwa gambar seram itu sebetulnya membuka peluang baru, yaitu memasarkan kotak kemasan rokok. Dengan kotak kemasan rokok tersebut, rokok dipindahkan dari bungkus rokok aslinya ke kotak rokok ini. Tentunya hal ini membuat kotak rokok bergambar seram tidak berguna walau dipasangkan gambar seseram apa pun. Dua Peringatan Bergambar di Rokok Jadi Favorit Perokok ! [caption id="" align="aligncenter" width="630" caption="Peringatan Merokok (Dok.Pri)"]
Peringatan Merokok (Dok.Pri)
Peringatan Merokok (Dok.Pri)
[/caption] Binball Senior melakukan survei terhadap 100 orang perokok di Solok, Provinsi Sumatera Barat. Hasilnya mencengangkan bahwa ada 5 orang yang langsung berhenti merokok, 24 orang mengurangi hampir 50%, dan 71 orang yang tetap merokok dengan jumlah yang sama per harinya. Menurutnya, tingkat keberhasilan dari peringatan bergambar di rokok cukup efektif dalam mempengaruhi dan mengurangi orang yang merokok. Namun, sebaiknya pemerintah melakukan evaluasi terhadap 2 gambar yang kurang seram agar tingkat keberhasilannya meningkat. Tips Asyik Mengemas Bungkus Rokok Bergambar [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Bungkus rokok (kompas.com)"]
Bungkus rokok (kompas.com)
Bungkus rokok (kompas.com)
[/caption] Menurut Komunitas Keretek, gambar seram pada bungkus rokok tidak menyurutkan minat para perokok untuk berhenti mengonsumsinya, bahkan bisa melahirkan "kreativitas" baru dalam membeli rokok. Contohnya Komunitas Keretek mengakalinya dengan cara membeli rokok secara eceran atau langsung membuang bungkus dan mengambil rokoknya saja. Kelima artikel kompasianer di atas membuktikan bahwa gambar seram pada bungkus rokok ternyata tidak menimbulkan banyak perubahan bagi para perokok, malahan banyak cara yang muncul untuk sekedar mengakalinya. Namun demikian, kita patut mengapresiasi langkah pemerintah untuk menekan laju perokok yang ada di Indonesia dan tetap berharap ada banyak cara lain untuk mengatasi masalah rokok di Indonesia. (DJA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun