Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat 5 "Perayaan" di Hari Buruh Internasional

9 Mei 2016   11:09 Diperbarui: 9 Mei 2016   11:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi May Day. mayday2016.top

Setiap tanggal 1 Mei, para buruh di seluruh dunia merayakan hari besarnya. Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sejatinya sangat lekat pada sebuah peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago Illinois Amerika Serikat pada tahun 1886.

Saat itu kaum pekerja melakukan aksi mogok kerja yang sudah berlangsung sejak April 1886. Hal ini dilakukan atas dasar kemuakan para pekerja atas dominasi kelas borjuis yang sampai pada puncaknya.

Hari Buruh Internasional ini seringkali dijadikan ajang untuk menyuarakan aspirasi mereka. Pada 1 Mei lalu mereka melakukan unjuk rasa menuntut kenaikan upah, kesejahteraan, bahkan hingga menolak kriminalisasi dan reklamasi.

Tentu saja peringatan Hari Buruh Internasional ini juga mengundang banyak opini dengan berbagai perspektif. Ada yang memberi dukungan penuh dan ada juga yang sebaliknya. Nah, berikut ini adalah 5 artikel terpilih yang merekam kemeriahan Hari Buruh Internasional tahun ini.

1. Demo Buruh dan Renungan Perburuhan dari Perspektif Sejarah Universal

1439285drone-may-day-2014-4780x390-57300c3a4323bd1d078a675a.jpg
1439285drone-may-day-2014-4780x390-57300c3a4323bd1d078a675a.jpg
Perayaan May Day 2016 di Jakarta. Kompas.com

Di Jakarta dan kota-kota besar penjuru dunia secara universal para buruh turun ke jalan. Mereka menuntut kesejahteraan pada majikan lewat tekanan pada pemerintah. Sejarah buruh selalu menggambarkan perspektif yang bertolak belakang antara buruh dan majikan. Bahkan sejak zaman Mesir Kuno, hal ini telah kontras terlihat.

Itulah yang dikatakan Ninoy N Karundeng dalam ulasannya. Menurutnya jika melihat ke belakang, dalam sejarah panjang umat manusia buruh atau pekerja adalah reinkarnasi dari sistem kapitalisme universal.

Pemilik modal dan kekayaan menguasai sumber daya, yaitu alam, ideologi, penguasa politik dan manusia. Para pemilik modal itu kemudian membangun diri mereka masing-masing dengan berbagai gelar dan kekuasaan yang disahkan oleh penguasa politik. Seperti gelar kebangsawanan.

Bahkan Ninoy mengatakan bahwa penguasa politik berupa raja, ratu, sampai presiden pun bertindak karena dikuasai oleh majikan atau penguasa. Dalam konteks kapitalisme universal, bahwa penguasa sesungguhnya adalah golongan pemilik modal kekayaan.

Kapitalisme juga membangun feodalisme untuk kepentingan penguasaan para pemilik modal dan majikan atas sumber daya. Buruh di Indonesia saat ini terjebak dalam kapitalisme unibersal yang menguasai kalangan buruh. Bahkan secara tidak sadar perjuangan buruh di Indonesia menggambarkan secara gamblang kekuasaan pemilik modal secara universal pada usmber daya.

2. Hari Buruh, Demo, Tenaga Asing, dan TKI di Malaysia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun