[caption id="attachment_345167" align="aligncenter" width="570" caption="Sumber gambar: Bank Indonesia/Priyo Hartono"][/caption]
Bulan Ramadhan kembali tiba. Sudah seakan menjadi budaya,bulan puasa ini jadi bulannya belanja. Mulai dari kebutuhan pokok seperti beras dan daging sapi, pakaian, sampai jajanan kaki lima. Tak jarang juga Ramadhan jadi waktu yang dirasa tepat untuk renovasi atau "rapih-rapih rumah" karena biasanya di waktu Lebaran kita akan kedatangan sanak saudara. Selain itu, kita kerap sibuk bersiap untuk mudik, sibuklah kita berburu tiket bis, kereta api ataupun pesawat. Tak pelak, harga barang-barang kerap melonjak.
Kenaikan harga yang menjadi rutinitas tahunan ini tentu merugikan masyarakat sendiri, karena berimplikasi pada terjadi inflasi yang secara langsung mengurangi nilai uang. Bank Indonesia mencatat, Indonesia butuh waktu hingga setengah bulan sampai harga yang melonjak naik di musim Ramadhan dan Lebaran kembali ke titik normal.
Para pedagang atau penyedia kerap bilang, harga naik karena permintaan naik, sementara persediaan barang segitu-segitu saja. Apa benar begitu?
Padahal, setiap jelang Ramadhan, para produsen barang sudah bersiap melakukan produksi barang lebih banyak. Angka impor barang pada Neraca perdagangan Indonesia selalu meningkat menjelang Ramadhan, menunjukkan persiapan dunia usaha dalam meningkatkan suplai barang. Distribusi barang pun sudah dipersiapkan sejak jauh hari. Dipikir-pikir, harusnya harga barang-barang tidak perlu naik. Lalu, kenapa?
Terkait hal itu, Kompasiana dan Bank Indonesia mengajak Kompasianer untuk mengikuti blog competition dengan tema “Ramadhan Harga Stabil”. Lewat kegiatan online ini, Kompasianer diminta untuk menulis pengalaman atau ulasan terkait fenomena inflasi dan stabilitas harga di bulan Ramadhan dari segala aspek dan perspektif kajian.
Berikut rinciannya:
Syarat dan Ketentuan Lomba
- Peserta terdaftar sebagai anggota Kompasiana. Jika belum terdaftar, silahkan Anda registrasi dahulu di sini
- Peserta sudah terverifikasi, belum terverifikasi? Verifikasi di sini
- Tulisan bersifat baru, orisinal (bukan karya orang lain atau hasil plagiat), dan tidak sedang dilombakan di tempat lain.
- Tulisan berupa reportase dan opini (BUKAN karya fiksi).
- Konten tulisan tidak melanggar Tata Tertib Kompasiana.
- Dapat mengirimkan lebih dari satu tulisan sesuai dengan aturan jeda tayang Kompasiana.
Mekanisme Lomba
- Tema Lomba: Ramadhan Harga Stabil
- Peserta wajib mencantumkan tag “ramadhanhargastabil” dalam tiap tulisan (tag ditulis tanpa tanda kutip).
- Periode lomba akan berlangsung dari tanggal 1 Juli- 25 Juli 2014
- Tulisan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan tema lomba tidak bisa diikutkan lomba.
- Pengumuman pemenang akan diumumkan 2 minggu setelah periode lomba berakhir.
- Unduh materi referensi berikut ini untuk mengikuti lomba:
Hadiah
- Pemenang I: Uang elektronik Rp 5.000.000
- Pemenang II: Uang elektronik Rp 3.000.000
- Pemenang III: Uang elektronik Rp 1.500.000
- 7 Pemenang Favorit: Uang elektronik @ Rp 1.000.000
Selain itu, untuk menambah referensi dan informasi dalam mengikuti blog competition ini, Kompasianer dapat mengikuti kegiatan Kompasiana Nangkring + Bukber bersama Bank Indonesia dengan membincangkan seputar tema yang dilombakan. DAFTARKAN DIRI ANDA DI SINI. (NUR)
Disclaimer: Tiap tulisan pemenang lomba boleh dipergunakan oleh Bank Indonesia untuk kepentingan edukasi kepada masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H