[caption id="attachment_109794" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Copy-Paste, tindakan menyadur karya orang lain dengan cuma secuil bahkan minus hasil karya pribadi, adalah hal yang sangat diharamkan ada di Kompasiana. Bencana Copas begitu "memikat" perhatian Kompasianer, ketika postingan yang kemudian diketahui hasil copas tampil di headline Kompasiana. Mengolok-olok rasa hormat akan usaha dan jerih payah, postingan copas terus hadir di Kompasiana. Postingan demi postingan mengalir, sekedar mengkritisi hingga memberi solusi. Fitur "laporkan" di tiap postingan, sebuah formula yang dibuat untuk meminimalisir kejahatan copas yang mengandalkan sikap pro-aktif Kompasianer, ternyata tak cukup. Membuat postingan aduan dirasakan lebih ampuh. Tak bisa dipungkiri, keteledoran headline hasil copas tersebut adalah kesalahan admin. Di pihak admin sendiri, keteledoran berbuntut kontadiksi ini adalah pelajaran sangat berharga untuk menjadi lebih baik lagi. Terlebih, mesin Kompasiana dengan segala keterbatasannya belum dilengkapi mesin pendeteksi copas. Selain menyoal Copas, publik Indonesia dibuat geram oleh berita mengenai fantastisnya biaya pemeliharaan website DPR yang mencapai miliaran rupiah. Sikap dan moral anggota DPR menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir. Kompasiana menjadi salah satu media sosial yang gencar menyoroti hal ini, terlebih sang ketua DPR, Marzuki Alie juga Kompasianer. Serasa tak ada habisnya penghuni gedung hijau Senayan itu menciptakan polemik. Sama halnya jika bicara Tenaga Kerja Indonesia. Masalah kali ini adalah KTKLN (Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri), yang keras disuarakan Fera Nuraini dan para Buruh Migran Indonesia di Hongkong. Mereka menilai bahwa KTKLN bak hantu. Bahkan, Kompasianer Annie Ramadhanie bersaksi ia hampir tidak bisa kembali ke Hongkong gara-gara urusan KTKLN. Angin segar berhembus di jagat blog Indonesia ketika Komunitas Blogger ASEAN terbentuk pada 10 Mei 2011 di Jakarta. Kompasianer, Omjay yang juga hadir dalam acara Deklarasi Komunitas Blogger ASEAN, melaporkan secara rinci acara yang didukung oleh Kementerian Luar Negeri RI itu. Masih di Ibukota, di di Epicentrum XXI Kuningan, para insan perfilman, sejumlah artis, dan wartawan menghadiri acara Premiere Film "BATAS" besutan sutradara Rudi Sudjarwo dan produser Marcella Zalianty. Hadir di antara ratusan pengunjung dua pemenang lomba "Cerita Perbatasan" di Kompasiana, Afandi Sido dan Aziz Abdul Ngashim. Kedua duta Kompasiana ini mendapat kehormatan berkunjung dan merasakan sendiri kehidupan di daerah perbatasan, Entikong, Kalimantan Barat. Di tengah hiruk pikuk acara di Jakarta, muncul rumor yang cukup menarik perhatian masyarakat, yakni adanya rencana Komunitas Yahudi Indonesia yang ingin merayakan HUT Israel di negara Pancasila ini pada 14 Mei 2011, lalu. Rasa pantas itu kembali terusik saat menyaksikan peringatan Tragedi Mei 1998, makin tak terdengar gaungnya. Di pembuka akhir pekan panjang, Kompasianer Niken Satyawati, dikejutkan aksi penggerebekan teroris di dekat rumahnya, kampung Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo. Malamnya, Para pecinta "Red Devil", Manchester United (MU) bersorak gembira karena MU merebut juara Liga Utama Inggris untuk ke-18 kalinya di musim 2010-2011. Di Italia, AC Milan, juga melakukan selebrasi sebagai pemegang scudetto musim ini setelah menaklukkan Cagliari. (RUL, ROB)