[caption id="attachment_111312" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Kenangan akan beberapa kejadian penting seakan bangkit bertepatan dengan peringatan Kebangkitan Nasional dan perayaan Waisak tahun ini. Di awal minggu, Kompasiana diramaikan postingan tentang berita mengenai survei yang dilakukan oleh Indobarometer. Membangkitkan ingatan akan kejayaan Orde Baru, hasil survey menyatakan sebagian besar partisipan lebih puas akan kinerja pemerintahan Soeharto. Pro kontra terhadap hasil survey bermunculan. Tak sedikit yang setuju, meski banyak Kompasianer yang berusaha imbang menilai kebaikan dan keburukan masing-masing Orde. Hadir memberi petunjuk misteri munculnya survey dengan hasil mengejutkan tersebut, Kompasianer Linda Jalil menuturkan apa yang terjadi di pekan itu, 13 tahun lalu. Dari panggung PSSI, kita seolah diajak kembali mengenang peristiwa seputar Nurdin Halid, sosok yang dituding sebagai biang kegagalan persepakbolaan Indonesia. Bagaimana tidak, mencari pengganti Nurdin Halid ternyata tak lebih mudah dari perjuangan para insan sepak bola Indonesia melengserkannya. Bahkan, Komite Normalisasi bentukan FIFA tak mempan meredamnya. Berbagai intrik politik dan tarik ulur kepentingan jelas mewarnai kisruh PSSI. Militerisme, hal yang sangat identik dengan Orde Baru, juga mewarnai perkembangan PSSI pekan lalu. Selain pemusatan latihan Timnas Sepakbola di Batujajar, kesan tersebut juga hadir di Kongres PSSI seperti yang dilaporkan Kompasianer [liku2laki2penuhlukataklaku2] +_- di Ini Dia, Kongres “Perseteruan Sepakbola Sontoloyo Indonesia!” Berikutnya, menyusul nama-nama seperti Susno Duadji dan Gayus Tambunan, Mahfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi, muncul ke permukaan menjadi penghuni baru di daftar "wistle blower." Dia mengungkap tindakan korupsi di yang terjadi di lingkaran penguasa orde Reformasi. Apakah pemberitaan tentang tindak lanjut laporannya akan dikaburkan "blow up" media berlebih pada penggerebegan teroris seperti kedua pendahulunya, mari kita pantau perkembangannya. Seperti tak bosan mendera bangsa ini, masalah kelangkaan energi kembali terjadi di beberapa daerah. Di beberapa daerah di Sulawesi , masyarakat tak bisa menikmati listrik. Bahkan, penduduk Balikpapan, kota di salah satu propinsi penghasil terbesar beragam sumber daya energi, seminggu terakhir mengalami kesulitan mendapatkan BBM. Dari dapur redaksi, Kompasiana telah mengumumkan pemenang lomba menulis "Selamatkan Citarum." Lomba Telkomsel "Paling Indonesia" telah berakhir Kamis (19/5) akan diumumkan hasilnya pada Kamis (26/5). Dan, sambil menunggu pengumuman tersebut, silakan ramaikan lomba KG Fair "The Power of Book" dan menangkan 3 voucher pembelian buku senilai @ Rp 1 juta. (ROB) UPDATE "KG Fair The "Power of Book":
Terkait perubahan jadwal pelaksanaan Kompas Gramedia Fair di Medan dan Bandung, Kompetisi menulis KG Fair "The Power of Book" DIUNDUR ke waktu yang akan diumumkan lebih lanjut. Tulisan yang telah dipublish untuk dilombakan di KG Fair Periode III akan kami simpan dan iikutsertakan dalam penilaian pada proses penjurian mendatang. Terima kasih.