Caption foto: Sejumlah tokoh lintas agama berkumpul pasca kerusuhan yang pecah di Kecamatan Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua. Para tokoh agama masih meyakini bahwa konflik yang pecah di Tolikara bukan konflik antaragama. Konflik tersebut pecah hanya karena miskomunikasi antar kelompok masyarakat/Kompas.com
Kata “Tolikara” mendadak jadi perbincangan saat umat Islam tengah bersuka cita merayakan hari raya Idul Fitri. Segerombolan massa tak dikenal membakar tak kurang dari 62 kios dan 1 masjid di Kecamatan Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. Akibat insiden tersebut, 153 orang penduduk setempat terpaksa diungsikan ke tenda-tenda penampungan.
Penyebab pasti kerusuhan masih simpang siur. Dilansir dari Kompas.com, kerusuhan pecah ketika segerombolan orang yang belakangan diketahui merupakan oknum dari jamaah Gereja Injili di Indonesia (GIDI) memaksa umat Islam yang ada di sana untuk tidak melaksanakan ibadah Solat Id. Karena tindakan pelarangan tersebut tidak dibenarkan, polisi mengambil tindakan dengan melepaskan sejumlah tembakan. Tercatat, satu jiwa meninggal dunia serta 11 orang terkena luka-luka akibat tembakan itu.
Ketua Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil di Indonesia (PGLII) Roni Mandang pun turut angkat bicara. Menurutnya, kedatangan umat GIDI ke umat Islam dengan cara baik-baik. Namun, tembakan aparat ke arah umat GIDI membuat situasi menjadi kacau begitu diketahui satu orang meninggal dunia akibat rentetan tembakan itu. Akibatnya, warga kemudian membakar kios di sekitar lokasi sampai merembet ke masjid yang dijadikan tempat untuk Solat.
Kirim opini, pendapat atau laporan Anda dengan menambahkan tag: tolikaradi tiap artikel. (APA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H