[caption id="attachment_355274" align="aligncenter" width="560" caption="Sumber foto: Kompasianer/Choirul Huda"][/caption]
Sebagai perusahaan milik negara yang berorientasi pada bisnis, Pertamina dituntut oleh Pemerintah Indonesia selaku shareholder untuk dapat menunjukkan kinerja terbaiknya, antara lain dengan memberikan keuntungan dari semua sektor bisnis yang dikelola.
Tapi pada prakteknya, tidak semua produk yang dijual Pertamina serta-merta mendatangkan keuntungan, seperti penjualan Elpiji yang dari tahun ke tahun merugi karena harga jualnya masih di bawah harga pokok yang semestinya.
Penjualan Elpiji kemasan tabung 12 kilogram terus mengalami kerugian dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, Pertamina mengalami kerugian sebesar Rp 1,1 triliun, dan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya sebesar Rp 2,1 triliun (2010), Rp 3,4 triliun (2011) dan Rp 4,7 triliun (2012).
Hingga Juni 2014, kerugian yang diderita di bisnis Elpiji non-subsidi ini tercatat Rp 2,85 triliun. Kalau harga tidak dinaikkan, kerugian perusahaan bisa mencapai Rp 6,1 triliun pada akhir tahun nanti.
Sebagai produk yang diproduksi untuk mendapatkan profit, Pertamina, seperti ditegaskan oleh Vice President Corporate Communication Ali Mundakir, dapat menaikkan harga tanpa harus meminta izin ataupun persetujuan dari pemerintah. Tapi selama ini, kenaikan Elpiji dilakukan dengan tetap mempertimbangkan banyak hal.
Nah, untuk mengetahui lebih dalam seputar Elpiji non-subsidi dan bagaimana bisnis ini dijalankan oleh Pertamina, Kompasiana mengundang teman-teman Kompasianer untuk hadir di acara Kompasiana Nangkring bersama Pertamina dengan tema “Membincang Elpiji Non-Subsidi”.
Di acara ini, Kompasiana akan menghadirkan narasumber paling kompeten di bidangnya, di antaranya VP Corporate Communication Pertamina dan salah seorang pejabat teknis Elpiji. Juga akan hadir chef Farah Quinn yang hidup dan kariernya tidak bisa lepas dari yang namanya gas Elpiji.
Setelah acara ini berakhir, teman-teman bisa membuat ulasan seputar Elpiji non-subsidi dan berkesempatan meraih hadiah keren seperti iPad Air 32GB dan Sony Mirrorless Camera, plus jalan-jalan ke Bali selama 3 hari 2 malam untuk 10 penulis artikel terbaik pilihan Kompasiana dan Pertamina. Ketentuan dan teknis lomba akan diumumkan di acara Nangkring.
Berikut rincian kegiatannya:
- Acara : Kompasiana Nangkring bareng Pertamina
- Tema : Membincang Elpiji Non-Subsidi
- Hari : Jumat, 29 Agustus 2014
- Waktu : Pukul 18.00 – 21.00 WIB (diawali dengan makan malam)
- Tempat : (Update) Penang Bistro, Jl. Pakubuwono VI No. 2 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (PETA)
- Moderator : Heru Margiyanto (News Assistant Managing Editor Kompas.com)
- Kapasitas : 100 Kompasianer
- Narasumber :
- VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir
- Pejabat teknis Elpiji
- Farah Quinn
Bagaimana menuju ke sana
Untuk mencapai Penang Bistro, dari Arah Senayan Jl. Asia Afrika menuju Jl. Hang Tuah ikuti jalur satu arah hingga bertemu PT. Virama Karya belok kanan Penang Bistro tepat disamping PT. Virama Karya.
Cara mendaftar