Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Ikuti Blog Competition ”Warna Warni Indah Pasar Rakyat (Tradisional) Indonesia” bersama Yayasan Danamon Peduli

24 November 2014   17:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:59 3610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418807772556484599

[caption id="attachment_383380" align="aligncenter" width="560" caption="Pasar rakyat (tradisional) tidak hanya sebagai tempat bertransaksi namun sebagai wadah interaksi sosial yang memiliki aspek sejarah dan budaya."][/caption]


Rendahnya kesadaran menjaga kebersihan dan fakta bahwa pasar adalah penyumbang sampah yang tidak sedikit (7,7 juta ton limbah per tahun dihasilkan oleh pasar rakyat  ) semakin memperburuk citra pasar rakyat yang selama ini memiliki label terkesan kumuh dan kotor. Hal ini diperparah dengan perkembangan industri ritel modern yang kian mudah diakses oleh masyarakat yang mengakibatkan pasar rakyat mengalami pertumbuhan negatif, kontras dengan pertumbuhan pesat dan semakin menjamurnya pasar retail modern. Dalam kurun waktu 3 tahun belakangan ini, tercatat hampir 3.000 pasar rakyat tutup dan mati ditinggalkan oleh masyarakat.


Padahal, pasar rakyat sudah sejak lama menjadi bagian terpenting dalam pertumbuhan kehidupan sosio-ekonomi masyarakat. Pasar rakyat juga menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat Indonesia. Tak hanya menjadi pemasok kebutuhan masyarakat,  pasar rakyat selama berpuluh tahun lamanya  telah menjadi sumber  penghidupan bagi lebih dari 30 juta rakyat Indonesia yang bermata pencaharian sebagai pedagang.


Sadarkah kita, tergerusnya jumlah pasar rakyat berarti kita beresiko akan kehilangan sebuah tempat interaksi sosial ekonomi yang memiliki aspek sejarah dan budaya yang penting bagi generasi penerus bangsa ini. Sadarkah kita bahwa pasar rakyat merupakan jiwa dan karakter sebuah kota? Pasar rakyat merupakan “showcase” yang paling banyak bercerita tentang kekayaan daerah Anda.


Kini penyebutan pasar tradisional lebih disarankan untuk menggunakan "Pasar Rakyat",  (UU Perdagangan No. 7 tahun 2014) yang jelas merujuk pada orientasi kepemilikan, pasar rakyat  yaitu pasar milik rakyat sehingga sudah sepatutnya seluruh lapisan masyarakat juga turut andil dalam mendorong kelangsungan dan perkembangan pasar rakyat menjadi lebih baik. Kompasianer yang juga menjadi bagian dari masyarakat, juga harus memiliki keterlibatan aktif, salah satunya melalui mengangkat cerita unik dan menarik yang ada pada pasar rakyat di daerah Anda bertempat tinggal.


Kompasiana bersama Danamon Peduli mengajak Kompasianer untuk menceritakan dinamika pasar-pasar rakyat  Kunjungi kembali pasar rakyat di kota Anda, temukan keunikannya, temukan hal-hal menarik dan keseruan yang tidak Anda temui di pasar rakyat daerah lain dan hanya ada di pasar rakyat Anda. Ceritakan kekayaan kota Anda melalui pasar rakyat. Bagaimana, siapkah Anda menjadi tokoh aktif perkembangan pasar rakyat Indonesia?


Ingatlah, hal baik dan unik sekecil apapun yang Anda ceritakan tentang pasar rakyat Indonesia adalah upaya Anda dan kita bersama untuk memastikan lebih dari 30 juta masyarakat Indonesia untuk tetap dapat bertahan mencari penghidupan di pasar rakyat dan mengembalikan pasar rakyat menjadi primadona bangsa.


Maka berceritalah, dan berbangga karena Anda telah ambil bagian dari upaya memajukan pasar rakyat Indonesia.


Simak keterangan dan mekanisme blog competition Danamon Peduli membangun Pasar Sejahtera di bawah ini:

SYARAT & KETENTUAN

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Catatan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun