Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Pasar Tradisional, untuk Mempertahankan Eksistensi dari Gerusan Pasar Modern

5 Januari 2017   13:02 Diperbarui: 5 Januari 2017   13:06 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pasar tradisional, adalah sebuah tulang punggung bagi masyarakat untuk menggerakkan perekonomian terutama kalangan menengah ke bawah.

Namun sayangnya saat ini pasar tradisional kian tergerus oleh pasar modern. Citra pasar tradisional yang kotor yang tidak aman turut memengaruhi konsumen untuk lebih memilih belanja di pasar modern.

Untuk tetap memertahankan pasar tradisional agar tetap eksis dan tidak tergerus oleh pasar modern, maka muncul sebuah wacana untuk mencanangkan Hari Pasar Tradisional.

Kompasiana pun tertarik untuk melakukan jajak pendapat soal pencanangan Hari Pasar Tradisional ini dan hasilnya sebanyak 11 Kompasianer menyatakan setuju untuk adanya Hari Pasar Tradisional dan 2 Kompasianer lainnya menyatakan berseberangan.

Salah satu yang menyatakan setuju adalah Kompasianer Tamita Wibisono. Menurutnya, ide Hari Pasar Tradisional ini bukan sekadar peringatan tahunan yang bersifat seremonial belaka, namun harus membawa nilai transformatif, edukatif dan kualitatif kepada pedagang pasar sehingga transaksi jual beli di pasar tradisional mengalami peningkatan.

"Dalam hal kualitas komoditas yang diperdagangkan misalnya, pasar tradisional harus mampu bersaing dengan pasar modern. terlebih era MEA dimana produk global kian menjamur di pasaran. Berdasarkan pengalaman selama ini, saya masih kurang nyaman belanja beberapa jenis komoditas di pasar tradisional," tulis Tamita.

Ia memberikan contoh komoditas daging merah dan ayam potong. Bukan tanpa alasan, penjual daging dan ayam potong di pasar trasional beberapa daerah masih belum bisa menunjukan higinitas mereka. Belum lagi isue ayam tiren, daging glonggongan, daging oplosan dsb. Ke depan hal-hal seperti inilah yang harus ditepis melalui peningkatan kualitas komoditas yang dijual di pasar tradisional.

Peringatan Hari Pasar Tradisional ini pertama kali digagas oleh Yayasan Danamon Peduli di mana hal ini dilakukan untuk kembali menggerakkan gairah ekonomi di pasar tradisional.

“Pasar rakyat sangat bisa dan harus menjadi modern. Pasar rakyat didambakan tetap menjadi suatu tempat yang penuh dengan warna-warni kehidupan,” ujar Ketua Dewan Pembina Danamon Peduli Bayu Krisnamurthi saat pembukaan Festival Pasar Rakyat di Bentara Budaya Jakarta sebagaimana diberitakan Kompas.com 

Bahkan pasar tradisional pun memiliki peranan yang sangat penting untuk membangun industri keratif seperti UMKM di Indonesia.

“Secara global adanya pasar UMKM ini sedang berkembang pesat. Pasar rakyat perlu dikemas ulang untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing. Hal inilah yang menjadi metode yang sedang dikembangkan BEKRAF,” ujar Wakil Ketua BEKRAF Ricky Pesik di sesi diskusi Pasar dalam Gerakan Generasi Muda dan Transformasi Pasar Rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun