Jadi sudah berapa banyak Kompasianer melihat IG Story, status WhatsApp, hingga konten sejenis tentang obrolan dengan AI? Bagaimana Kompasianer melihat konten-konten seperti itu?
Selain mecoba fitur-fitur terbaru, apakah benar kini curhat lebih enak dan jadi pilihan utama ke AI? Kompasianer pernah coba? Bagaimana sih rasanya?
Belum lama ini memang kita sedang asyik sendiri bahwa teknologi AI sudah lebih dekat dengan kehidupan kita. Fitur berbasis Artificial Intelligence (AI) ini dirancang sebagai asisten virtual yang dapat membantu pengguna melakukan berbagai tugas secara mudah dan interaktif.
Dari makin banyaknya pengembangan format akun chatbot yang bisa diajak ngobrol atau chatting, kita bisa menanyakan banyak hal sampai curhat.
Terkadang... AI menjelma jadi "teman" yang tak menghakimi ketika kita ingin sekadar cerita tanpa di-judge oleh yang mendengarkan.
Poin.
Ilmu lagi aje... pic.twitter.com/ZejqiYR5WE--- Kompasiana (@kompasiana) December 24, 2024
Ada pertanyaan menarik di tengah tren penggunaan chatbot AI, apakah kita akhirnya menyadari bahwa kita tidak punya teman sebanyak itu untuk sekadar berbagi cerita?
Belum lagi nanati bagaimana jika AI akan dimaksimalkan di banyak sektor termasuk di bisnis dan finansial. Bagaimana efeknya? Apakah benar akan menggantikan manusia dan muncul masalah lain seperti PHK, penurunan kreativitas dan sebagainya?
Jika AI sampai bisa jadi tempat curhat dan berdiskusi, kira-kira aspek kehidupan mana lagi yang bisa diikuti oleh AI? Bagaimana Kompasianer menyikapi fenomena ini? Silakan tambah label AI Teman Curhat (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.