Kompasianer, jujur ya... apa kalian masih mendebat bubur diaduk atau tidak diaduk? Kalau boleh tahu, memangnya kenapa kalau makan bubur tidak diaduk? Pun, kalau buburnya diaduk kenapa?
Padalah ada lho yang tak kalah seru untuk diperdebatkan: Kompasianer termasuk tim makan bubur pagi atau malam?
Terlepas dari bagaiamana dan kapan memakan bubur, saking beragamnya cita rasa dari semangkuk makanan ini, Indonesia punya banyak sekali jenis-jenis bubur.
Walaupun bubur tidak hanya ada di Indonesia, tetapi karena beras sebagai bahan utamanya banyak bertemu rempah dan bahan lain yang khas setempat.
Bayangkan saja, bubur di daerah Manado berbeda dengan bubur di Cianjur. Ada juga bubur kampiun khas Minang hingga bubur kanji rumbi dari Aceh.
Tentu masih banyak lagi daerah lain di Indonesia dengan olahan bubur yang memiliki keaslian citarasa.
Nah, Kompasianer, jenis bubur apa yang paling disuka? Apa yang membuat bubur tersebut enak daripada bubur lainnya?
Selain itu adakah rekomendasi tempat makan bubur yang asyik? Seberapa sering makan bubur di sana? Apakah harganya cukup ramah untuk dompet?
Oia, kalau ada yang mau berbagi resep bikin bubur juga boleh lho. Silakan tambah label Rekomendasi Bubur (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H