penipuan lowongan kerja? Ajakan apa yang waktu ditawarkan? Lalu, apa yang membuat Kompasianer sadar bahwa itu adalah penipuan?
Kompasianer pernah mengalami ditipu oleh perusahaan atauBadai pemutusan hubungan kerja yang belakangan ini terjadi membuat banyak orang mesti memutar otak bagaimana bisa mendapat pekerjaan baru.
Sayangnya, pada momen ini justru dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggungjawab dengan menipu lewat lowongan kerja.
Sebagaimana hasil investigasi dari HARIAN KOMPAS, sindikat penipu berkedok lowongan kerja ini memperdaya para pencari kerja dengan cara mengiming-imingi akan memberi gaji hingga sejumlah fasilitas.
Malah ada yang lebih ekstrem: pelamar kerja justru diminta menyetorkan uang jaminan jutaan rupiah dengan janji langsung diterima bekerja.
Pertanyaan besarnya adalah mengapa hal ini bisa terus terjadi? Sudah semasif itukah modus penipuan lewat lowongan kerja ini?
Apakah ini karena menyempitnya lapangan pekerjaan formal yang dapat memberi penghasilan tetap? Kalau begitu, adakah solusi yang bisa pemerintah lakukan untuk meminimalisir terjadinya penipuan?
Selain itu apa yang perlu diperhatikan saat melamar kerja agar terhindar dari penipuan? Adakah tanda-tanda yang bisa dirasakan jika ada tawaran lowongan pekerjaan itu ternyata bodong?
Yuk, bagikan opini, tips, hingga pengalaman kamu di Kompasiana. Dan jangan lupa tambahkan label Penipuan Lowongan Kerja (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H