Kompasianer, ada tren menarik sekaligus mencuri perhatian publik pada Pilkada Serentak 2024 kali ini: di beberapa daerah banyak bermunculan calon kepala daerah perempuan.
Menurutmu Kompasianer, apa penyebabnya sehingga hal baik ini bisa terjadi? Lalu seberapa kuat keterwakilan perempuan di panggung politik?
Seperti kita tahu, pada Pilgub Jawa Timur, tiga bakal calon gubernur semuanya berasal dari sosok perempuan. Dan ini merupakan kondisi yang terbilang jarang terjadi.
Sejumlah Pilkada tingkat kabupaten/kota juga tidak sedikit yang memunculkan sosok perempuan sebagai calonnya.
Di NTT, misalnya, ada 11 bakal calon perempuan. Selain itu ada juga di NTB dan Tasikmalaya, Jawa Barat.
Pertanyaannya, dengan meningkatnya keterwakilan perempuan ini apakah menjadi tanda kemajuan dan kesetaraan dalam partisipasi politik perempuan Indonesia?
Apakah peran dan dukungan partai politik turut berkontribusi? Sejauh mana perempuan dapat bersaing dalam kontestasi Pilkada nanti?
Kemudian, apakah dengan tingginya jumlah calon kepala daerah perempuan ini dapat meningkatkan antusiasme masyarakat dalam memilih? Akankah masyarakat termotivasi untuk datang mencoblos, termasuk juga Kompasianer?
Kebijakan seperti apa yang Kompasianer tunggu dari para calon kepala daerah perempuan ini, terutama yang berkaitan dengan daerah Kompasianer tinggal?
Yuk, bagikan opini dan gagasanmu terkait hal ini di Kompasiana. Jangan lupa menyematkan label Perempuan Maju Pilkada (menggunakan spasi) pada tiap konten yang kamu buat.