Kompasianer, pernah engga kamu dirayu sama si bos buat menyelesaikan pekerjannya yang buuuanyak banget dan mendadak? Apakah kamu selalu mengiyakannya? Atau justru menolaknya? Bagaimana kamu menyikapinya?
Punya bos yang punya banyak jurus rayuan supaya kita mau ngelakuin apa saja yang diperintahmya emang engga bohong sering bikin kewalahan: kadang minta ini, kadang minta itu; mintanya mendadak, maunya cepet.
Ada juga si bos yang suka banget merayu ngajak makan siang bareng, atau mendadak minta ikut miting dengan klien, yang mana sebenarnya bukan tugas kamu. Mau menolak juga sungkan.
Di sisi lain kerjaan harian kamu saja sudah bikin pusing tujuh keliling. Kadang sampai bingung, kok aku terus ya yang diminta, kan masih ada anak buah yang lain. Kerjaan aku udah banyak banget nih...
Nah, kamu pernah engga ngalamin atau terjebak dalam kondisi kayak gitu? Apakah kamu termasuk yang selalu mengiyakan rayuan dari si bos? Atau justru sering menolaknya?
Gimana ya caranya menolak rayuan dari si bos tanpa harus menyinggung? Atau kamu punya cara kreatif apa untuk menolak permintaan si bos?
Mungkin engga sih menolak permintaan si bos dengan alasan pekerjaan kita sudah banyak? Takut deh dibilang engga profesional...
Kompasianer, kalau kamu punya pengalaman serupa dan punya tipsnya, yuk, berbagi di Kompasiana.
Jangan lupa juga tambahkan label Menyikapi Rayuan Bos (tanpa spasi) pada tiap konten yang kamu buat, ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H