Kompasianer ingat momen ketika melahirkan anak pertama? Sempat mengalami baby blues? Atau justru pada kelahiran anak ke berapa akhirnya sindrome baby blues itu dialami?
Memang tidak semua ibu mengalami, tetapi sindrom baby blues ini dirasakan pasca melahirkan. Akan tetapi, sayangnya, masih dianggap sepele oleh sebagian orang: entah kepada ibu itu sendiri maupun sang suami.
Waktu yang dirasakan juga berbeda-beda, tidak bisa ditentukan kapan sindrome baby blues akan terjadi.
Namun, ibu yang mengalami baby blues akan merasa lebih emosional dan sensitif pada hal apapun, sehingga lebih mudah sedih, marah, hingga menangis.
Makanya mengatasi baby blues ini sungguh penting, karena waktu yang datang tidak menentu dan efek yang ditimbulkan ketika mengalami baby blues tidak tahu akan bertindak seperti apa.
Akan tetapi, seorang ibu rentan mengalami stres saat merawat bayi yang baru lahir.
Kompasianer, coba dong ceritakan pada kami momen-momen saat mengalami baby blues. Apa yang terjadi dan rasakan ketika itu? Bagaimana mengatasinya agar tidak terjadi dalam waktu yang lama?
Pun, apakah ada yang ingin Kompasianer sampaikan kepada laki-laki maupun (calon) suami, ketika momen baby blues itu datang? Atau, ada pengalaman Kompasianer pernah lalui saat istri mengalami baby blues? Apa yang Kompasianer lakukan sehingga istri bisa tenang?
Silakan tambah label Baby Blues (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI