Kompasianer bisa ceritakan bagaimana pengembangan transportasi di daerahmu? Sudah sejauh mana transportasi menopang kebutuhan dalam menjalankan aktivitas?
Belum lama ini Presiden Joko Widodo tengah mendorong pemerintah daerah untuk membangun transportasi publik baru.
Transportasi ini cukup menarik, karena biaya pembangunannya jauh lebih murah. Autonomous-rail rapid transit (ART), namanya.
Ada yang perlu diketahui bahwa transportasi publik ini bukan menggunakan rel, melainkan menggunakan magnet. Jika dibandingkan dengan pembangunan MRT, maka pembuatan ART akan jauh lebih murah.
Posisi perencanaan ART sebagai bagian dari rencana induk transportasi perkeretaapian Indonesia. Bahkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pembangunan kereta otonom (ART) bisa beroperasi pada Agustus 2024 di IKN.
Peran ART sendiri sebagai penghubung pusat pertumbuhan ekonomi, penyesuaian dalam menggunakan jaringan jalan, spesifikasi prasarana dan fasilitas ART yang mendukung, serta hak dan kewajiban dari stakeholder yang terlibat.
Namun, yang jadi pertanyaan, benarkah ART ini bisa jadi solusi atas permasalahan transportasi? Apakah pemerintah daerah bisa membiayai itu lewat APBD-nya masing-masing?
Kalaupun kolaborasi anggaran dengan APBN, bentuk formasi pembiayaan seperti apa yang bisa direalisasikan? Kendala apa yang mungkin tiap daerah temui jika membuat transporasi ART?
Tak kalah penting, bagaimana budaya menggunakan transportasi umum di daerahmu? Apakah masyrakat di sana menantikan kehadiran transportasi umum seperti ini? Atau justru di sana lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi?
Yuk, bagikan opini kamu terkait hal ini di Kompasiana. Silakan tambah label Pembuatan ART (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.