Benarkah bahasa Indonesia miskin kosakata jika dibandingkan bahasa lainnya? Kalau memang benar, menurut Kompasianer apa indikatornya? Apakah karena tidak adanya padanan kosakata yang dimaksudkan?
Belakangan ini sedang ramai diperbincangkan oleh warnaget bahwasanya bahasa Indonesia yang disebut miskin kosakata.
Semua bermula pada sebuah siniar yang mana konten kreator tersebut menyebutkan lebih nyaman menggunakan bahasa Inggris (daripada Bahasa Indonesia).
Menurut klaimnya, bahasa Inggris lebih mampu memasukkan semua detail yang ingin disampaikan dibandingkan bahasa Indonesia.
"Bahasa Indonesia itu sebenarnya bahasa yang miskin kosakata dan ini benar banget terutama kalau dibandingkan dengan bahasa Arab atau bahasa Inggris," narasi dalam video, seperti dikutip dari KOMPASCOM.
Padahal, ya, kalau merujuk KBBI Edisi V atau edisi terbaru, jumlah kata dalam bahasa Indonesia mencapai 110.538 kata. Hmm.. jangan-jangan bahasa Indonesia sudah kaya, tapi penuturnya lah yang kurang wawasan.
Bahkan target yang dibuat oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek untuk Edisi VI, yakni sebanyak 200 ribu kata.
Bayangkan saja ada sebegitu banyak kata, tetapi kita sekadar sering menggunakan "aku sayang kamu," lalu dijawab: terima kasih. Begitu saja terus, sampai mereka sadar bahwa keduanya sama-sama jomlo. Bercanda, tentu saja.
Nah, bagaimana tanggapan Kompasianer mengenai pernyataan miskinnya kosakata Bahasa Indonesia? Lalu bagaimana jika ada yang lebih suka menggunakan bahasa asing daripada Bahasa Indonesia?
Oia dari sekian ratus ribu kata, adakah kosakata dalam Bahasa Indonesia yang menurut Kompasianer ini unik? Kata apa itu? Mengapa itu terasa berbeda dan hanya bisa diungkapkan dalam Bahasa Indonesia? Silakan tambah label Kosakata Bahasa Indonesia (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
