Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Petugas KPPS Berguguran, Perlukah Sistem Pemilu Serentak Dievaluasi?

18 Februari 2024   22:49 Diperbarui: 19 Februari 2024   15:45 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah ada di antara Kompasianer menjadi petugas KPPS pada 14 Februari lalu? Pada pukul berapa semua tugas selesai? Apakah terasa lebih berat daripada Pemilu 2019? Atau, sama saja?

Pada 27 Desember 2023, kami telah coba melemparkan Topik Pilihan mengenai "Kurangnya Minat Jadi Petugas KPPS untuk Pemilu 2024".

Beragam opini maupun pandangan Kompasianer telah disampaikan terkait topik tersebut sampai akhirnya hari-H pencoblosan datang.

Sampai saat ini, menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat peningkatan jumlah petugas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang meninggal dunia.

Angka kematian mencapai 57 jiwa petugas Pemilu 2024 hingga Sabtu (17/2/2024) pukul 18.00 WIB.

Karena sehari setelah hari pencoblosan, sudah ada laporan sebanyak 18 jiwa tercatat meninggal dunia dalam sehari.

Jumlah tersebut mencakup petugas KPPS, petugas Linmas, petugas saksi, petugas panitia pemungutas suara, hingga petugas bawaslu.

Berkaca dari Pemilu 2019 terdahulu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari mengatakan seperti dikutip KOMPAS.COM, telah menyiapkan santunan bagi petugas Pemilu 2024 yang meninggal dunia saat bekerja selama tahapan Pemilu.

Santunan kecelakaan kerja hingga meninggal dunia bagi penyelenggara ad hoc pemilu diatur berdasarkan Peraturan KPU (PKPU).

Sekali lagi, apakah karena petugas yang bertugas memiliki beban kerja yang berat? Apalagi setelah 2 kali Pemilu Serentak dilaksanakan, apakah ini mesti dievaluasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun