Kompasianer, setiap kumpul sama keluarga atau teman sejawat, seberapa sering kamu dapat pertanyaan "kapan nikah?" Bagaimana perasaanmu? Apakah kamu tersinggung dan marah jika dapat pertanyaan itu terus?
Atau justru, kamu tipe yang slow banget? Belum siap, belum mau, bahkan ingin menunda menikah?
Meski pernikahan merupakan dambaan bagi sebagian orang, namun tidak sedikit pula yang memutuskan untuk menunda pernikahan atau dikenal dengan istilah waithood.
Dilansir dari kompas.com, menurut Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono mengungkapkan, tren penundaan pernikahan sekarang memang sudah mulai berkembang di Indonesia.
Drajat menyampaikan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan orang memutuskan untuk menunda pernikahan, antara lain keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, anggapan pernikahan merupakan hal yang rumit, menghindari konflik dengan pasangan, dan kesiapan ekonomi serta pekerjaan menjadi bagian faktor tersebut.
Melihat fenomena waithood ini, bagaimana pandangan kamu mengenai keputusan untuk menunda menikah? Apakah kamu salah satunya? Jika iya, apa sih alasan kamu melakukannya?
Dari pengalaman menunda menikah, keuntungan apa saja yang akhirnya bisa kamu rasakan?
Lalu, bagaimana caramu  menjawab serta menjelaskan kepada orang-orang yang selalu menanyakan "kapan nikah", terlebih pada orangtua yang justru melihat pernikahan sebaiknya dilakukan ketika usia sudah matang?
Dan selama menunda untuk menikah, aspek apa saja yang perlu dikembangkan agar ketika menjalin bahtera rumah tangga kita bisa menjadi individu yang siap lahir dan batin?
Mari, sampaikan opini maupun pengalaman Kompasianer terkait topik berikut dengan menambahkan label Menunda Menikah (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.