Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kolaborasi antara Orangtua dan Guru, Mengapa Belum Terjalin Optimal?

19 November 2023   07:02 Diperbarui: 20 November 2023   01:56 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah Kompasiana dari KOMPAS.id

Kompasianer, menurutmu apa PR dunia pendidikan kita hari-hari? Kesejahteraan para guru? Orangtua dan guru yang masih belum kolaboratif dalam pendidikan? Atau maraknya perundungan?

Dalam memperingati Hari Guru Nasional 2023, Kompasiana berkolaborasi dengan Kompasianer Akbar Pitopang, seorang guru yang mengajar di Pekanbaru, Riau. Akbar Pitopang bertekad menjadi seorang guru sejak dirinya masih remaja. Tekad ini ia teruskan dengan menempuh studi pada program studi Manajemen Pendidikan Islam.

Kolaborasi bersama Akbar Pitopang ini menantang Kompasianer untuk memfokuskan Hari Guru dengan perbincangan mengenai perlunya peningkatkan kolaborasi antara orangtua dan guru.

Pasalnya, pendidikan anak tidak akan berhasil dengan menggantungkan tanggung jawab hanya kepada guru semata. Dibutuhkan peran dan dukungan orangtua dalam memberi contoh sekaligus membina anak-anak sejak dari rumah. Bagaimanapun, orangtua adalah pendidik yang pertama.

Dengan partisipasi orangtua, kita bisa mengoptimalkan kemampuan akademis anak, membangun mental, hingga membentuk karakter interpersonal anak dalam bersikap dengan orang lain. Bahkan pendidikan dari orangtua bisa mencegah terjadinya perundungan!

Akbar mengungkapkan bahwa dunia pendidikan hari ini masih memiliki segudang PR yang belum selesai. Ia merasa, dukungan orangtua kepada guru dalam proses pembelajaran masih kurang. Menurut Akbar, orangtua perlu berkomunikasi secara terbuka dengan guru agar dapat terus memantau dan mengontrol perkembangan anak.

Akbar memilih profesi guru karena terinspirasi dari Sang Ibu. Akbar mengaku sangat kagum terhadap ibunya, yang juga berprofesi sebagai guru dan sudah bisa dianggap mampu menyukseskan kehidupan kelima orang anaknya dengan penuh perjuangan, pengorbanan dan air mata.

"Mendidik lima orang anak itu kan ngga gampang. Jadi dengan ketulusannya, benar-benar bagaimana ya caranya agar anak-anaknya harus berhasil, jangan sampai anak-anaknya ini gagal dan menjadi cibiran masyarakat. Jadi itu motivasi saya menjadi guru," ungkapnya.

Nah, Kompasianer, bagaimana tanggapanmu mengenai isu ini? Apa peranmu dalam pendidikan anak: orangtua/wali murid atau guru? Bagaimana caramu bekerja sama dengan guru? Misalnya rutin datang ke sekolah dan berbincang secara berkala mengenai tumbuh kembang anak. Atau menyediakan waktu luang untuk diskusi bersama anak di rumah?

Sebagai guru, bentuk bantuan dan kolaborasi seperti apa yang dibutuhkan dari orangtua? Apa kendala yang kerap dihadapi? Akibat apa yang bisa ditimbulkan apabila orangtua enggan berkolaborasi?Lalu bagaimana cara mengoptimalkan peran guru di sekolah dan orangtua di rumah? Apa saranmu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun