Kompasianer, pada usia berapa kamu menggunakan kacamata? Apa penyebabnya? Karena suka baca buku sembari tiduran? Atau membaca di ruangan gelap?
Ketika kini semua orang menggunakan gawai untuk kesehariannya, alasan orang memakai kacamata mungkin telah berubah. Bisa jadi karena terlalu lama menatap layar HP atau laptop. Duh, padahal anak-anak era sekarang juga sudah banyak menggunakan gawai ya.
Tahun ini, Hari Penglihatan Sedunia mengangkat tema "Love Your Eyes at Work". Data BPS tahun 2022 menunjukkan rata-rata jam kerja di Indonesia mencapai 40,02 jam dalam seminggu. Dengan jam kerja tersebut, sudahkah kita memerhatikan kesehatan mata kita?
Salah-salah, bukan hanya minus yang bertambah. Mata lelah juga dapat menimbulkan gejala sakit lainnya seperti mata berair, kering iritasi, merah, sakit kepala, bahkan pegal di sekitar pelipis.
Kompasianer, bagaimana caramu menjaga kesehatan mata di tengah tuntutan kerja yang mengharuskan kita menatap gawai sepanjang waktu? Adakah kantor memberi tunjangan kesehatan mata?
Ingatkah dengan pengalaman saat pertama kali harus menggunakan alat bantu penglihatan? Diagnosis apa yang Kompasianer terima? Mana yang Kompasianer gunakan: kacamata atau soft/hard lens? Apakah kaca dengan anti sinar biru dapat membantu menurunkan risiko paparan sinar gawai?
Pernahkah Kompasianer mengaplikasikan aturan 20-20-20 (setiap 20 menit screen time, melihat jauh +20 meter selama 20 detik)? Atau adakah kiat lain yang bisa Kompasianer bagikan? Misal mengatur cahaya dan tinggi layar. Juga membatasi "screen time".
Apakah Kompasianer juga mengonsumsi vitamin atau tetes mata yang direkomendasikan oleh dokter? Bagaimana cara mudah mengistirahatkan mata? Cukupkah dengan tidur atau melihat yang "segar-segar"?
Silakan tambah label Jaga Kesehatan Mata pada setiap konten yang Kompasianer buat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H