Kompasianer, pertimbangan apa yang biasanya kamu gunakan untuk memilih caleg? Apakah kamu akan tetap memilih caleg tertentu yang pernah tersangkut kasus korupsi? Lalu bagaimana yang pernah berurusan dengan judi online?
Belum beres soal aturan mantan terpidana korupsi bisa kembali mencalonkan diri dan hak politiknya tidak bisa dicabut, kini muncul lagi beberapa nama caleg yang diduga tersangkut terkait judi online.
Para nama-nama caleg tersebut sudah dilaporkan ke pihak berawajib.
Meski begitu, para caleg ini masih bisa tetap mecalonkan diri dan tak dapat dicoret oleh KPU. KPU beralasan hanya partai yang bisa mencoret.
Sementara Bawaslu baru akan menindaklanjuti persoalan tersebut apabila sudah Polri sudah melakukan penindakan. Artinya, sejauh ini kita masih perlu menunggu komitmen Polri dan partai pengusung untuk menunjukkan komitmen mereka menghadirkan pemilu yang berintegritas. Tapi, kalau tidak kunjung ada langkah konkret, bagaimana ya?
Nah Kompasianer bagaimana pendapatmu terkait hal ini? Apa yang perlu dilakukan oleh KPU, Bawaslu, partai pengusung, serta Polri untuk penyelenggaraan pemilu yang berintegritas?
Selain itu, biasanya pertimbangan apa yang biasanya Kompasianer gunakan untuk memilih caleg? Apakah karena programnya? Visi dan misinya? Atau karena track record politiknya?
Bagiamana ya caranya mengedukasi orang di sekitar kita agar lebih cerdas memilih para caleg?
Yuk, bagikan opini dan gagasan kamu di Kompasiana dengan menyematkan label Pilih Caleg pada tiap konten yang kamu buat.
Sampaikan juga dukunganmu di Pilih Dukungan Cerita Pemilih!