Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Omset UMKM Melempem, Benarkah Daya Beli Masyarakat Indonesia Turun?

10 Agustus 2023   21:26 Diperbarui: 11 Agustus 2023   09:01 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Kompasianer sedang dalam fase terus-terusan menanti gajian dan menahan jajan? Atau lesu karena usaha sedang sepi orderan? Atau malah bingung karena lamaran kerja tak kunjung dapat panggilan?

Itulah yang mungkin sedang kita rasakan belakangan ini. Secara teori, Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mengungkapkan pada Juni 2023, ada kemungkinan masyarakat mulai menahan belanja. Bahkan ada juga lapisan masyarakat yang mulai mengalami pelemahan daya beli. Bahkan belum pulih pasca Idul Fitri.

"Dengan demikian, masyarakat kini lebih menyusun skala prioritas. Ini bisa menjadi hambatan pemulihan konsumsi," ungkap Bhima, seperti dikutip dari KONTAN.

Belum lama ini seorang pelaku UMKM di Bandung curhat di Twitter, "Temen-temen usaha F&B UMKM di Bandung lagi panik, omzet drop. Tiap 1 jam sekali upload konten," tulis akun @‌djfarezki.

Meski begitu, pasti Kompasianer punya kawan yang sedikit-sedikit jajan, sedikit-sedikit beli kopi susu gula aren. Tetangga juga masih sering menerima paket belanjaan. Karenanya, kadang kita merasa, pola konsumsi di negeri ini tak parah-parah amat. Jadi, apakah betul daya beli melemah?

Kompasianer, bagaimana kamu menganalisis indikasi daya beli masyarakat Indonesia yang melemah? Bagaimana pengalamanmu mengatur belanja rumah tangga? Adakah anggaran yang dikurangi?

Kira-kira apa penyebab pelemahan daya beli ini? Apakah karena inflasi, minimnya serapan tenaga kerja di sektor formal, makin banyaknya penawaran produk dari sektor informal, atau yang lainnya?

Optimisme apa yang bisa sarikan dari situasi ini? Terutama karena Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh tinggi pada kuartal II-2023 sebesar 5,17% (yoy), di atas perkiraan analis pasar.

Silakan tambah label Daya Beli Turun (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun