Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengapa Penyebab Penyebaran Antraks Terus Berulang?

7 Juli 2023   13:48 Diperbarui: 7 Juli 2023   20:39 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasar daging di tengah wabah antraks (Diolah kompasiana dari foto: RAJAUMAR/KOMPAS.COM)

Kompasianer, bagaimana kamu melihat kejadian tewasnya sejumlah warga karena terinfeksi antraks? Mengapa kejadian tersebut bisa kembali terulang? Benarkah edukasi kepada masyarakat masih minim?

Kita cukup dikejutkan oleh kabar adanya tiga warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meninggal dunia yang disebabkan oleh antraks.

Kian mengagetkan setelah diketahui tiga orang tersebut meninggal usai mengonsumsi daging sapi yang sudah dikubur akibat terinfeksi antraks. Selain tiga warga yang meniggal, sebanyak 87 warga lainnya dinyatakan positif antraks.

Usut punya usut, penularan antraks di Gunungkidul ini diduga terkait tradisi brandu yang dilakukan masyarakat setempat.

Brandu sendiri merupakan tradisi mengumpulkan iuran untuk diserahkan kepada pemilik ternak yang mati atau sakit, lalu daging hewan itu dibagikan kepada orang-orang yang mengumpulkan iuran.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga Mantan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan kasus antraks pada manusia di Indonesia merupakan kejadian berulang.

"Biasanya dimulai dari sapi sakit dan mati yang kemudian dagingnya dikonsumsi. Hampir selalu itu pemicunya," ungkapnya, seperti dikutip dari Kompas.id.

Nasi sudah menjadi bubur. Selanjutnya pemerintah dan segenap masyarakat perlu bersama-sama untuk menggencarkan edukasi agar hal semacam ini tak terulang.

Memang tidak mudah, terlebih hal ini melawan tradisi yang sudah sejak lama ada. Perlu ada pendekatan lebih edukatif dan kreatif untuk memutus penyebab penyebaran antraks yang kerap berulang akibat hal serupa.

Kompasianer apa opini kamu terkait peristiwa ini? Mengapa kejadian ini bisa kembali terulang? Benarkah edukasi kepada masyarakat masih minim? Apa yang perlu kita lakukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun